Ulama Dari Arab Saudi Aidh Al-Qarni Ditembak di Filipina
Zamboanga,
Radar Islam ~ Ulama Salafi Arab Saudi ditembak oleh pria
bersenjata di salah satu kota di Filipina Selatan. Usai melakukan aksinya,
polisi kemudian berhasil menembak pelaku hingga tewas.
Dilansir
dari AFP, Selasa (1/3/2016), ulama yang diketahui bernama Syaikh Aidh al-Qarni
langsung dilarikan ke rumah sakit setelah penembakan di Kota Zamboanga.
Beruntung ulama dari Saudi ini tidak mengalami cedera yang mengakibatkan
nyawanya terancam.
"Dia
tidak mendapatkan cedera yang bisa mengancam kehidupannya," kata Juru
Bicara Kepolisian Inspektur Helen Galvez.
"Dia
terlepas dari bahaya," lanjutnya.
Galvez
menambahkan pria yang saat itu bersama dengan Qarni juga ikut terluka. Galvez
menolak merinci kejadian tersebut.
"Penyerang
telah tewas," ucap Galvez.
Kota
Zamboanga merupakan salah satu kota terbesar di Filipina Selatan. Kota tersebut
menjadi sarang pemberontak wahabi selama puluhan tahun. Zamboanga memiliki
populasi Muslim dan Kristen.
J M Berger,
sebagai dilansir Middle East Eye, menduga bahwa penembakan al-Qarni dilakukan
oleh kelompok militan wahabi ISIS. Dugaan ini diperkuat karena al-Qarni sudah
menjadi target pembunuhan sebagaimana tercantum majalah Dabiq, sebuah majalah
online milik ISIS.
Sekilat
Tentang Ulama Salafi Syaikh Aidh Al-Qarni
Syaikh Aidh
al-Qarni dikenal sebagai penulis. Buku berjudul La Tahzan adalah salah
satu buku miliknya yang banyak digandrungi di Indonesia. Buku itu menjadi buku
yang banyak dibaca masyarakat khususnya orang-orang yang berafiliasi dengan
Ikhwanul Muslimin atau kelompok Tarbiyah.
Tidak
disangka, buku al-Qarni La Tahzan merupakan hasil plagiat. Salwa Aededan adalah
seorang penulis perempuan yang dirugikan atas tindakan plagiarisme yang
dilakukan al-Qarni. Ia pun menggugat ulama wahabi itu. Al-Qarni pun tidak mampu
mengelak dan mengakuinya. Al-Qarni membela diri dengan mengatakan, "Ibnu
Taimiyah (ulama wahabi) saja disalin halaman buku-bukunya oleh ulama lain tanpa
menyebutkan sumber dan referensinya".
Terbukti
bersalah atas tindakan menjiplak dan mencuri hasil karya orang lain, pada 24
Januari 2012, Syaikh Aidh al-Qarni diganjar denda USD 8.000 dan diharuskan
membayar kompensasi kepada Aededan sebesar USD 80.000. Pengadilan juga
memutuskan untuk menarik semua buku al-Qarni dari toko buku dan melarang
peredaran buku tersebut serta memasukannya dalam buku daftar hitam. Di
Indonesia, buku hasil jiplakan al-Qarni "La Tahzan" justru bebas
beredar dan menjadi buku favorit khususnya kalangan aktivis muda dakwah kampus.
Tidak hanya
itu, ulama wahabi Syaikh Aidh al-Qarni juga digugat penulis asal Mesir. Samir
Faraj, seorang penyair Mesir menyatakan bahwa ulama wahabi Aidh al-Qarni telah
mencuri karya bukunya yang berjudul Shuara Katalhom Shirahom. Selama 6 tahun
bukunya dijiplak oleh Syaikh Aidh al-Qarni tapi ia tidak tahu harus bagaimana.
Kemenangan Salwa Aededan pun menginspirasinya untuk menggugat al-Qarni.
Al-Qarni
meski menganut fahaman wahabi, ternyata ia pun tidak lepas dari tuduhan sesat
oleh kelompoknya sendiri. Ulama wahabi asal Bahrain, Syaikh Fauzi Al-Atsary ketika
ditanya tentang Syaikh Aidh al-Qarni menjawab bahwa al-Qarni ini adalah seorang
ahlul bid'ah quthubiyyun yang tidak boleh didengarkan ceramahnya. Ya, sesama
wahabi saling menuduh sesat dan bid'ah antar sesamanya dan saling membunuh
antar sesamanya juga.
Sumber: muslimmedianews.com
Sumber: muslimmedianews.com