Tak Kapok Jual Genting, Pemuda di Bantul ini Kembali Viral Jual Perabotan Orang Tuanya
Kisah viral itu menuai perhatian netizen, karena alasan
pemuda itu nekat menjual semua benda di rumah orang tuanya demi kekasihnya.
Sekarang, Dwi Rahayu Saputro (24) bikin repot orang tuanya
lagi, Paliyem (57) karena membuat ulah lagi. Padahal Paliyem sudah mencabut
laporan sebelumnya pada Januari 2022 lalu di Kejaksaan Negeri Bantul.
Tetapi, seperti tak ada kapoknya, sekarang Dwi Rahayu
Saputro malah kumat lagi dengan menjual perabot rumahnya dengan cara yang sama.
Hal tersebut dikatakan oleh Paman dari Dwi, Warsito (63).
Kejadian dimulai ketika Warsito mendengar kedatangan mobil
bak terbuka ke rumah Dwi Warsito pada Kamis (10/2) malam.
Kemudian Warsito melihat Dwi sedang menaikkan lemari dibantu
kru mobil pick up ke kendaraan tersebut.
Warsito pun mengaku kaget, ia mengira Dwi akan menjual
lemari itu.
“Saya curiga melihat gelagat keponakan saya. Lalu saya
langsung lapor ke ketua RT setempat,” tutur Warsito.
Setelah itu, Ketua RT pun langsung mendatangi rumah Dwi dan
bertanya tentang tujuan aksinya itu.
Kemudian terungkap sudah jika Dwi akan menjual lemari milik sang
Ibu.
Namun, akhirnya lemari tersebut ditrunkan lagi dari mobil
pick-up setelah berdebat cukup lama.
Sebelumnya, terungkap sudah alasan Dwi nekat menjual perabotan
rumah milik ibunya dan bahkan menjual genting rumah.
Dwi mengaku menjual banyak barang rumah orang tuanya sendiri
karena terpaksa, sebab pendapatannya sebagai ojol alias driver ojek online
sangat minim.
"Sejak saya ngojek. Itu kadang orderannya kadang ramai,
kadang enggak. Kadang dapet Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu buat top up driver
lagi. Kurang pak," kata Dwi beberapa waktu lalu.
Dwi mengaku uang hasil penjualan perabotan rumah itu, digunakan
untuk makan sehari-hari
Tetapi Dwi juga mengakui jika sebagian besar uang tersebut dipakai
untuk menyenangkan sang pacar yang baru dikenalnya dalam beberapa bulan ini.
"Sama buat cewek saya. Ceweknya ada 1 pak. Itu rumahnya
di Jawa Timur, Ngawi. Itu waktu kenalan di pintu masuk SLB Giwangan," ungkap
Dwi.
Dwi mengaku, ia sering membelikan makanan, baju sampai tas
untuk sang pacar.
Bahkan ketika Dwi harus berurusan dengan hukum, sang pacar malah
belum tahu.
Dwi mengaku, saat itu yang tersisa hanyalah genting, namun
genting milik rumah orang tuanya itupada akhirnya tidak jadi dijual.
"Kalau genting masih di rumah belum jadi. (Rumah orang
tua) sudah kosong habis," ujar Dwi.
Dwi sempat ditahan dan mengaku menyesali perbuatannya, namun
ia tak menampik bahwa sangat mencintai sang pacar.
"Ya saya telah renungin di dalam sel sudah nyesel pak.
Lahir batin saya nyesel pak. Saya siap (dipenjara). Berani berbuat, berani
tanggung jawab," tuturnya.
Kepada sang ibu, Dwi juga sempat meminta maaf dan mengakui
kesalahannya.
"Ibu saya minta maaf sudah salah menjual barang-barang
di rumah. Saya minta maaf saya benar-benar menyesal. Banyak dosa sama ibu saya
minta maaf," ucapnya.
Kapolres Bantul AKBP Ihsan menjelaskan kerugian yang ditaksir akibat Dwi menjual banyakperabotan milik ibunya mencapai Rp 30 juta.
"Satu persatu habis dijual sampai sekitar 12 perabot
rumah tangga yang dijual. Kalau kita total sekitar Rp 30 juta termasuk genting
mau dijual sudah ada rencana mau jual genting," jelasnya.
Untuk memberikan efek jera, Paliyem pernah melaporkan sang
anak.
Namun saat Polisi memproses
kasus tersebut, Paliyem malah berubah pikiran dan mencabut laporan.
Semenjak ayah Dwi meninggal, Paliyem harus bekerja sebagai
asisten rumah tangga (ART) di Kecamatan Kasihan, Bantul dan harus tinggal di
sana.
"Anaknya (pelaku) itu tinggal di rumah (orang tuanya)
sendiri kerja ngojek sepeda motor (ojol) itu di terminal giwangan," kata Kanit
Reskrim Polsek Pundong, Ipda Heru Pracoyo.
Tetapi, Dwi tidak bisa bekerja sebagai driver ojek online
karena motornya digadaikan oleh temannya.
Saat itu Dwi mulai kenal dengan perempuan.
Bukannya berusaha bagaimana caranya bisa bekerja,Dwi malah
nekat menjual perabotan rumah mulai dari meja, kursi, sampai lemari tanpa
sepengetahuan ibunya.
Puncaknya, pada 7 November lalu, genting rumah orang tua Dwi
turut diturunkan untuk dijual, namun berhasil dicegah warga.
"Kebangetan itu anak. Nah itu orang tuanya sudah bilang
selama ini dari dia sendiri dari keluarga dari pak RT sudah menasihati tetap
nggak bisa, minta intinya dilanjutkan (proses hukum)," pungkas Heru. (*)