Wanita Ini Kena Azab Saat Di Tanah Suci, Ini Yang Dialaminya, Ustazah Pun Sampai Menangis
Kisah
wanita kena azab di Tanah Suci, Radarislam.com ~
Azab ternyata tak hanya ada di akhirat, Allah yang aha Berkehendak bisa saja
menurukan azab di dunia saat itu juga.
Se[perti yang dialami wanita ini, ia merasakan telah
terkena azab di tanah suci karena hal yang mungkin saja sudah biasa dilakukan
namun tanpa disadari malah mengundang dosa.
Banyak sudah kita mendengar perihal penghuni neraka yang
sebagian besar ialah para wanita? Lantas mengapa bisa sampai seperti itu?
Ternyata di dalam sebuah hadist diceritakan alasan mengapa neraka penduduk
mayoritasnya adalah para wanita.
Selesainya dari shalat Kusuf (shalat Gerhana), Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda menceritakan surga dan neraka yang
diperlihatkan kepada beliau ketika shalat,
وَرَأَيْتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ
وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ:
بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ: يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ
اْلإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ
شَيْئًا قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali
melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas
penghuninya adalah para wanita.” Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi
mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran
mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada
Allah?”
Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada
suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada
salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat
darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata,
‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197
dan Muslim no. 907).
Dari paparan hadits tersebut, sangat berkaitan dengan sebuah
kisah nyata yang mungkin saja mampu menggambarkan bagaimana pedihnya siksa
neraka bagi seorang wanita yang lalai dari perintah-Nya. Bahkan wanita tersebut
sampai menangis dan membuat seorang ustazah merinding karenanya.
Ustazah ini selama hampir 9 tahun menetap di Mekah sambil mengurus
jemaah haji dan umrah, ia pun banyak mengalami berbagai pengalaman menarik dan
yang pahit. Dari banyaknua cerita, ada satu kejadian yg tidak akan pernah bisa
di lupakan. Kisah ini terjadi kepada seorang wanita yg berusia di pertengahan
30-an pada saat ia mengurus satu rombongan haji.
Setibanya wanita tersebut dan rombongan haji di Lapangan
Terbang Jeddah mereka dijemput dengan sebuah bus. Semuanya terlihat riang sebab
ini adalah pertama kalinya mereka melaksanakan haji. Setelah itu saya membawa
mereka menaiki bus dan dari situ, mereka menuju ke Madinah.
“Alhamdulillah, segalanya berjalan lancar hingga kami
sampai di Madinah. Tiba di Madinah, semua orang turun dari bus. Turunlah mereka
satu persatu sampai tiba pada giliran wanita tersebut. Tanpa sebab yang jelas
tiba-tiba wanita itu jatuh tidak sadarkan diri, yang secara langsung setelah
menginjak bumi Madinah,’ cerita sang ustazah.
Sebagai orang yang diberi tanggung jawab untuk mengurus
jemaah itu, ia pun bergegas menuju ke arah wanita tersebut. Suasana yang
tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas dan semua jemaah terlihat
panik atas kejadian ini.
“Badan dia panas dan menggigil. Jemaah ini tak sadarkan
diri, cepat tolong saya, kita bawa dia ke rumah sakit” kata saya. Tanpa
membuang waktu, kami mengangkat wanita tersebut dan membawanya ke rumah sakit
Madinah yang terletak tidak jauh dari situ. Sementara itu, jemaah yang lain
diantar ke tempat penginapan masing-masing. Sampai di rumah sakit Madinah,
wanita itu masih belum sadarkan diri. Berbagai usaha dilakukan oleh dokter
untuk memulihkannya, namun semuanya gagal,” paparnya.
Sementara itu, tugas mengurus jemaah perlu ia teruskan. Ustazah
itu terpaksa meninggalkan wanita tersebut di rumah sakit. Namun dalam kesibukan
menguruskan jemaah, ia terus menghubungi rumah sakit Madinah untuk mengetahui
perkembangan wanita tersebut.
“Namun, saya diberi kabar bahwa dia masih tidak sadarkan
diri. Selepas 2 hari, wanita itu masih juga tidak sadarkan diri. Saya makin
cemas, maklumlah, itu adalah pengalaman pertama saya berhadapan dengan situasi
seperti itu,” katanya.
Semua usaha untuk memulihkannya gagal, maka wanita itu
dibawa ke rumah sakit Abdul Aziz Jeddah untuk mendapatkan perawatan lanjut
sebab rumah sakit di Jeddah lebih lengkap kemudahannya dibandingkan rumah sakit
Madinah. Namun usaha untuk memulihkannya masih tidak berhasil. Jadwal Haji
harus diteruskan. Mereka pun berangkat ke Mekah untuk mengerjakan ibadah haji.
Selesai haji, ustazah ini langsung pergi ke Jeddah. Malangnya, sampai rumah
sakit Abdul Aziz, ia diberitahu oleh dokter bahwa wanita tersebut masih koma.
Bagaimanapun, kata dokter, keadaannya stabil. Melihat keadaannya itu, ia pun
memutuskan untuk menunggunya di rumah
sakit.
“Setelah 2 hari menunggu, akhirnya wanita itu membuka
matanya. Dari sudut matanya yang terbuka sedikit itu, dia memandang ke arah
saya dan terus memeluk saya dengan erat sambil menangis terisak-isak. Ketika
itu saya sangat bingung, Saya bertanya kepada wanita tersebut,’ katanya.
“Kenapa kamu menangis?,” Tanya ustazah.
“Ustazah….saya taubat Ustazah. Saya menyesal, saya takkan
berbuat lagi hal-hal yang tidak baik. Saya bertaubat, betul-betul bertaubat,’
isak wanita itu.
“Kenapa kamu tiba-tiba ingin bertaubat?” tanya saya masih
dalam keadaan bingung. Wanita itu terus menangis terisak-isak tanpa menjawab
pertanyaan saya itu. Tidak lama kemudian dia bersuara, menceritakan kepada saya
mengapa dia berkelakuan demikian, cerita yang bagi saya perlu diambil hikmahnya
oleh kita semua,’ ustazah mencoba menenangkan.
“Ustazah, saya ini
sudah berumah tangga, menikah dengan lelaki orang kulit putih. Tapi saya salah.
Saya ini cuma Islam pada nama dan keturunan saja. Saya tak pernah mengerjakan
ibadah. Saya tidak sholat, tidak puasa, semua amalan ibadah saya dan suami
tidak pernah saya kerjakan, rumah saya penuh dengan botol minuman,” ungkap
wanita itu.
Dengan suara terzengal-sengal, wanita itu menceritakan
semasa komaia mengaku telah menerima
dengan siksaan yg benar-benar pedih atas segala kesalahan yg telah saya buat
selama ini.
“Betulkah?” tanya saya terkejut. “Betul Ustazah. Selama
koma itu saya telah ditunjukkan oleh Allah tentang balasan yg Allah beri kepada
saya. Balasan azab Ustazah, bukan balasan syurga. Saya rasa seperti diazab di
neraka. Saya ini seumur hidup tak pernah pakai jilbab. Sebagai balasan, rambut
saya ditarik dengan bara api. Sakitnya tidak bisa saya ceritakan dengan
kata-kata,” katanya.
“Menjerit-jerit saya minta ampun minta maaf kepada
Allah.” “Bukan itu saja, buah [dada] saya pun diikat dan dijepit dengan
penjepit yangg dibuat daripada bara api, kemudian ditarik ke sana-sini…putus,
jatuh ke dalam api neraka. Buah [dada] saya hancur terbakar, panasnya bukan
main. Saya menjerit, menangis kesakitan. Saya masukkan tangan ke dalam api itu
dan saya ambil buah dada itu kembali,” bebernya.
Tanpa mempedulikan pasien lain, suster pun memperhatikan
wanita itu terus bercerita. Menurutnya lagi, setiap hari dia disiksa, tanpa
henti, 24 jam sehari. Dia tidak diberi waktu untuk beristirahat atau dilepaskan
dari hukuman, sepanjang masa koma itu dilaluinya dengan azab yang amat pedih. Dengan
suara terbata-bata, dengan berlinangan air mata, wanita itu meneruskan
ceritanya.
“Hari ke hari saya disiksa. Bila rambut saya ditarik
dengan bara api, sakitnya terasa seperti kulit kepala yg ikut terlepas.
Panasnya juga menyebabkan otak saya terasa seperti menggelegak. Azab itu pedih,
pedih yang amat sanga, tidak bisa saya ungkapkan. Sambil bercerita, wanita itu
terus meraung, menangis terisak-isak. Terlihat dia betul-betul menyesal atas
semua kesalahannya. Saya pun termenung, kaget dan menggigil mendengar
ceritanya. Sangat pedih balasan Allah kepada umatnya yang ingkar,” raungnya.
“Ustazah… buat saya, Islam hanya nama saja, tapi saya
minum alkohol, saya main judi dan segala macam dosa besar. Karena saya suka
makan dan minum apa yang diharamkan Allah, semasa tidak sadarkan diri itu saya
telah diberi makan buah-buahan yang berduri tajam. Buah yang tak berisi
melainkan hanya duri-duri saja, tapi saya sangat ingin memakannya, karena saya
benar-benar merasa lapar. Bila ditelan buah-buah itu, duri-durinya menusuk
kerongkongan saya dan bila sampai ke perut terasa menusuk perut saya. Sedangkan
jari yang tertusuk jarum pun terasa sakitnya,” paparnya.
“Setelah buah-buah duri itu habis, saya diberi makan
berupa bara-bara api. Pada saat saya masukkan bara api itu ke dalam mulut,
seluruh badan saya rasanya seperti terbakar hangus. Panasnya cuma Allah saja
yang tahu,” ujarnya kagi.
“Api yang ada di dunia ini tidak akan sama dengan
kepanasannya. Setelah memakan bara api itu, saya meminta minuman, tapi…saya
dihidangkan dengan minuman yang dibuat dari nanah. Baunya cukup busuk, saya
terpaksa meminumnya sebab saya sangat merasa haus. Semua terpaksa saya lalui,
tak pernah saya alami sepanjang hidup di dunia ini.,” tutur sang wanita itu
sambil terus terisak,
Sang ustazah terus mendengar cerita wanita itu dengan
tekun. Sangat terasa kebesaran Allah.
“Semasa diazab itu, saya merayu memohon kepada Allah
supaya diberikan nyawa sekali lagi, berilah saya peluang untuk hidup sekali
lagi. Tak berhenti saya memohon. Saya berjanji tidak akan mengulangi kesalahan
saya. Saya berjanji tidak akan ingkar atas perintah Allah dan akan jadi umat yg
soleh. Saya berjanji kalau saya dihidupkan kembali, saya akan perbaiki segala
kekurangan dan kesalahan saya dahulu, saya akan mengaji, akan sholat, akan
puasa yang selama ini saya tinggalkan,” lanjut sang wanita.
Ustazah pun termenung mendengar cerita wanita itu.
Benarlah, Allah itu Maha Agung dan Maha Berkuasa. Kita manusia ini tak akan
terlepas dari balasanNya. Kalau baik amalan kita maka baiklah balasan yang akan
kita terima, kalau buruk amalan kita, maka azablah yang diterima di akhirat
kelak.
Alhamdulillah, wanita itu telah menyaksikan sendiri
kebenaran Allah.
“Ini bukan mimpi ustazah. Kalau mimpi azabnya tidak akan
terasa sampai sepedih ini. Saya bertaubat Ustazah, saya tak akan ulangi lagi
kesalahan saya. Saya bertaubat… saya taubat Nasuha,” katanya sambil
menangis-nangis. Sejak itu wanita tersebut benar-benar berubah. Bila saya
membawanya ke Mekah, dia menjadi jemaah yang paling khusuk,” tandas wanita itu.
Sejak saat itu, amal ibadahnya tak pernah berhenti. Contohnya,
kalau wanita itu pergi ke masjid pada waktu maghrib, dia hanya akan balik ke
hotelnya selepas sholat subuh.
“Kenapa melakukan ibadah sampai tidak ingat waktu? kamu
juga harus menjaga kesehatan. Pulanglah setelah sholat Isya, makan nasi atau
istirahatlah sejenak…” tegur ustazah.
“Tidak apa-apa Ustazah. saya membawa buah kurma. saya
memakannya disaat saya merasa lapar.” Menurut wanita itu, sepanjang berada di
dalam Masjidil Haram, dia ingin membayar sholat yang ditinggalkannya dahulu.
Selain itu dia berdoa, mohon kepada Allah supaya
mengampunkan dosanya. Ustazajh iba melihat kondisi wanita itu, takut karena ibadah dan tekanan
perasaan yang berlebihan dia akan jatuh sakit. Ia punmenasihati supaya tidak
beribadah sampai mengabaikan kesehatannya.
“Tidak boleh Ustazah. Saya takut…saya sudah merasakan
pedihnya azab Tuhan. Ustazah tidak merasa, Ustazah tidak mengetahui rasanya.
Kalau Ustazah sudah merasakan azab itu, Ustazah juga akan menjadi seperti saya.
Saya betul- betul bertaubat,” jawabnya.
Wanita itu juga berpesan kepada sang ustazah.
“Ustazah, kalau ada wanita Islam yang tak pakai jilbab,
Ustazah ingatkanlah pada mereka, pakailah jilbab. Cukuplah saya saja yang
merasakan siksaan itu, saya tidak mau ada wanita lain yang merasakan hal seperti
yang saya sudah rasakan. Semasa diazab, saya melihat larangan-larangan Allah,
salah satunya adalah setiap sehelai rambut wanita Islam yang sengaja
diperlihatkan kepada lelaki yang bukan mahromnya, maka dia diberikan satu dosa.
Kalau ada 10 lelaki yang bukan mahrom melihat sehelai rambut saya ini, maka
saya mendapatkan 10 dosa,” bebernya lagi.
“Tapi Ustazah, rambut saya ini banyak jumlahnya,
beribu-ribu. Kalau seorang melihat rambut saya, itu berarti beribu-ribu dosa
yang saya dapat. “Saya berniat, sepulang saya dari haji ini, saya minta tolong
dari ustazah supaya mau mengajarkan suami saya sholat, puasa, mengaji, dan
mengerjakan semua ibadah,” katanya.
Sejak kembali dari haji itu, sang ustazah tidak mendegar
cerita tentang wanita tersebut. Bagaimana pun, ia percaya wanita itu sudah
menjadi wanita yang benar-benar solehah.
“Adakah dia berbohong kepada saya tentang ceritanya
diazab semasa koma? Tidak. Saya percaya dia berkata benar. Jika dia berbohong,
kenapa dia berubah dan bertaubat Nasuha? Satu lagi, cobalah bandingkan azab yang
diterimanya itu dengan azab yang digambarkan oleh Allah dan Nabi dalam Al-Quran
dan hadish. Adakah ia berbohong?.,” ujar ustazah.
Semoga kita menjadi umat yang senantiasa beribadah kepada
Allah.[Radarislam/ Wb]