Lantunkan Salawat dan Azan, Lasiati Berhasil Selamat dari Awan Panas Semeru
RadarIslam.com ~ Seorang wanita bernama Lasiati berhasil selamat dari kepungan awan panas letusan gunung Semeru.
Lasiati adalah salah satu dari banyaknya pengungsi erupsi Gunung Semeru yang kini tinggal di
Balai Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Ia mengungkapkan, awalnya
Lasiati tengah mencari rumput untuk pakan ternak miliknya.
Lalu ia melihat awan panas gunung Semeru sudah mengepul di
atas kepalanya.
“Saya dapat rumputnya terus asap itu mengepul di atas kepala
saya,” ungkap Lasiati.
Setelah melihat kejadian tersebut, Lasiati langsung berlari
sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri.
Sampai pada akhirnya, Lasiati menemukan sebuah rumah yang
sederhana dan kecil dengan atap genteng.
Mereka berlindung di rumah tersebut dan berhasil selamat
dari kepungan awan panas.
Lasiati mengungkapkan dirinya bisa selamat karena
melantunkan salawat, azan, dam istigfar di rumah tersebut.
“Alhamdulillah saya baca salawat, istigfar, azan di rumah
itu.” kata Lasiati.
“Yang lain-lain rumah itu runtuh semua, pohon-pohon roboh,”
imbuhnya.
Saat bersembunyi di rumah tersebut, Lasiati juga mendengar batu
berukuran sedang berjatuhan bak hujan dan mengenai genteng rumah tersebut.
Ketika sedang bersembunyi, Lasiati juga memakai mukena sebagai
masker supaya bisa tetap bernapas dan bertahan hidup.
“Waktu sembunyi di
rumah itu, kondisi sudah gelap gulita dan tidak terlihat apa-apa,” paparnya.
Lasiati mengaku sudah pasrah dan hanya bisa berdoa agar ia
bisa selamat dari kepungan material letusan gunung Semeru tersebut.
Namun ia merasa bersyukur masih diberi keselamatan dengan dua
orang lainnya.
“Di sebelah saya jalannya lavanya, dekat, enggak jauh,”
tutur Lasiati.
“Saya enggak tahu hidup atau mati waktu itu,” lanjut dia.
“Saya cuma bisa berdoa, baca salawat sama azan, saya pasrah
sama Allah SWT,” sambungnya
“Alhamdulillah saya diberi keselamatan karena Allah,” ujar
Lasiati.
Erupsi Gunung Semeru tersebut mengakibatkan 2,970 rumah
rusak dan 15 korban jiwa.
Menurut Sinten (60) dan cucunya, Dewi Novitasari (17) yang selamat dari ganasnya erupsi.
Warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo,
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tersebut sempat berlari ke tempat lebih aman.
Sebelum letusan terjadi, Dusun Curah Kobokan tersebut diguyur
hujan abu bercampur batu.
Sinten dan warga sekitar pun sempat mendengar suara gemuruh.
Menyadari Gunung
Semeru sedang erupsi, Sinten pun langsung berlari menuju kamar sang cucu, Dewi.
Dewi yang sedang tidur di langsung terperanjat saat sang
Nenek menggedor pintu kamarnya.
Dewi langsung ditarik tangannya oleh Sinten dan langsung
berlari menyelamatkan diri.
"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak
ada tanda-tanda akan erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," ujar Sinten.
Saat berada di luar rumah, Sinten dan Dewi sempat melihat ke
arah Gunung Semeru.
Sinten dan Dewi melihat Gunung Semeru sudah banyal mengeluarkan
asap abu-abu tebal ke udara, sehingga suhu udara langsung terasa panas.
"Saya tak sempat menyelamatkan harta benda. Saya tak
memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas," ujar
Sinten.
Sinten mengungkapkan lima motor hangus dan rumahnya sudah roboh. Namun ia bersyukur masih bisa selamat saat awan panas menyapu rumahnya hingga luluh lantak.
- Jasad Ibu Gendong Bayi Ditemukan Tertimbun Lahar Semeru, Korban Meninggal Bertambah
- Tak Ada Peringatan Dini, Korban Letusan Gunung Semeru Sesaki Puskesmas
- Ibu Tak Kuat Lari saat Erupsi Semeru, Wanita ini Pilih Berlindung di Dapur dan Tewas Berpelukan
"Lalu, kami berjalan lagi hingga ke Dusun sebelah,
Dusun Gunung Sawur sekira 7 kilometer. Napas sudah ngos-ngosan. Selama dua jam,
kami mengamankan diri di rumah warga Dusun Gunung Sawur,” katanya.
Sinten menbambahkan setelah itu, mereka dievakuasi
menggunakan pick up ke Desa Sumbermujur. (*)