Mengejutkan! Mario Teguh Akhirnya Akui Kiswinar Sebagai Anak
Radarislam.com ~ Jika sebelumnya Mario Teguh terlihat keras terkait polemik dirinya dengan pengakuan Kiswinar, rupanya kali ini sikapnya sudah mulai melunak. Melalui akun Instagramnya, Mario Teguh memposting hal
yang mengejutkan.
Sahabat saya yang baik hatinya,
Dengan izin Tuhan press conference kami tadi berjalan
dengan baik.
Surat permohonan untuk dilaksanakannya test DNA atas
Mario Teguh dan Kiswinar sudah dikirimkan oleh Elza Syarief Law Office kepada
Kepolisian RI.
Pemberitahuan tentang surat permohonan test DNA tersebut
juga sudah dikirimkan kepada Kiswinar dan Pengacaranya.
Dengannya kami hanya tinggal menunggu panggilan dari
Kepolisian untuk pelaksanaan dari test DNA tersebut.
Untuk mengetahui keseluruhan penjelasan kronologis
tentang kerancuan berita tentang Mario Teguh, mohon baca posting Press
Release-nya di Facebook.com/MarioTeguh.
Terima kasih dan salam super!
Postingan tersebut merupakan pembuka dari serangkaian
postingan yang menunjukkan pengakuannya terhadap Kiswinar.
Melalui konferensi pers , motivator kondang itu ingin
meluruskan pemberitaan seputar dirinya sebagai ayah Ario Kiswinar.
Mario Teguh menegaskan bahwa dirinya tak pernah tidak
mengakui Kiswinar sebagai anaknya dari sang mantan istri, Aryani Soenarto.
Mario Teguh juga mengatakan bahwa dia tidak menolak apa
yang tertulis dalam akta lahir Kiswinar.
“Akta kelahiran adalah dokumen negara yang sah dan
menyatakan hal tersebut. Saya tidak menolaknya,” lanjut Mario
Teguh.
Motivator tersebut mengatakan bahwa yang disangkalnya
adalah Kiswinar merupakan anak biologisnya. Berdasarkan penuturan
Mario Teguh, Aryani berulang kali mengatakan bahwa Kiswinar bukanlah anak Mario
Teguh. Tapi anak lelaki lain.
Mengenai benar tidaknya ucapan Aryani, Mario Teguh belum
bisa membuktikannya. Aryani selalu menolak tes DNA sebagai alat bukti saat itu.
Berikut cuplikan lengkap konferensi pres dari Mario
Teguh pada tanggal 10 Oktober 2016 dan dikutip Radarislam.com melalui akun Facebook Mario Teguh.
Saya
– Mario Teguh - tidak pernah tidak mengakui Kiswinar sebagai anak yang
dilahirkan di dalam pernikahan saya dulu dengan Ibu Aryani.
Akte
kelahiran adalah dokumen sah negara yang menyatakan hal itu, dan saya tidak
pernah menolaknya sampai saat ini.
Dalam
pernikahan itu saya menunggu dan merindukan anak, sampai-sampai saya bernazar
bahwa jika Ibu Aryani mengandung – saya akan naik ke atap rumah dan berkokok
seperti ayam jago.
Bisa
dibayangkan kebahagiaan saya saat seorang anak lahir sesuai dengan doa dan
harapan saya kepada Tuhan.
Saya
merawatnya sejak bayi seperti saya merawat adik-adik saya, sebagaimana yang
diajarkan oleh ayahanda saya.
Di
dalam keluarga kami, ayah berperan sangat besar dalam perawatan anak-anak pada
masa bayi.
Anak
yang sangat saya sayangi ini tumbuh dalam kedekatan yang membahagiakan saya,
sebagai anak laki-laki yang lebih pas untuk bermain-main dengan saya yang
menyukai aktifitas fisik.
Dalam
pertengkaran suami istri atau saat Ibu Aryani marah, dia kerap menyatakan bahwa
Kiswinar bukan anak saya.
Awalnya
saya mengira itu hanya ungkapan kemarahan seorang wanita, tapi menjelang usia
Kiswinar 5 tahun saya mulai merasa bahwa kata-kata Ibu Aryani itu serius.
Pada
tahun 1991 saya berkonsultasi dengan adik saya, Dr. Danu - seorang ginekolog,
yang mengajarkan kepada saya tentang konsep fenotype, yaitu analisa untuk
menduga kemiripan genetis berdasarkan tampilan fisik.
Kemudian
Dr. Danu menganjurkan dilakukannya test DNA untuk memastikan keabsahan genetis
Kiswinar sebagai anak saya, dalam menjawab sangkalan dari Ibu Aryani.
Hal
tersebut juga dinyatakannya dalam interview di tabloid Nova, No.1491/XXIX,
19-25 September 2016, dan pesan WA kepada saya, pada tanggal 21 September 2016.
Sejak
tahun 1991 saya menyampaikan niat untuk melaksanakan test DNA dengan Kiswinar
kepada Ibu Aryani, yang ditolaknya dengan keras.
Permintaan
saya itu berlangsung selama 2 tahun, sampai akhirnya kami bercerai pada tahun
1993.
Setiap
kali saya meminta test DNA pada masa-masa setelah perceraian pun, Ibu Aryani
tetap menolak dan mengulang-ulang pernyataannya bahwa Kiswinar bukan anak saya.
Hal
ini membuat saya sebagai seorang ayah dan seorang pria merasa sangat terhina,
seolah-olah saya tidak pantas untuk menjadi ayah bagi Kiswinar.
Setelah hari ulang tahun ke 17 Kiswinar, saya meminta kepada Ibu Aryani untuk memberikan hak bagi Kiswinar untuk mengetahui ayah biologisnya, melalui pemberitahuan olehnya atau oleh saya, atau melalui test DNA.
Setelah hari ulang tahun ke 17 Kiswinar, saya meminta kepada Ibu Aryani untuk memberikan hak bagi Kiswinar untuk mengetahui ayah biologisnya, melalui pemberitahuan olehnya atau oleh saya, atau melalui test DNA.
Saat
itu Ibu Aryani melarang saya memberitahu Kiswinar tentang ayah biologisnya, dan
dia menyatakan bahwa dia sebagai ibunya yang akan memberitahu Kiswinar.
Saya
setuju, dan meminta pertemuan dengan Kiswinar.
Ibu
Linna dan saya bertemu dengan Kiswinar di Sizzler Kelapa Gading, yang
berbarengan dengan rencana Ibu Linna dan seorang rekannya untuk belanja
keperluan perayaan tradisi keluarga di Kelapa Gading Mall.
Saat
berbicara di restoran itu saya menanyakan apakah Mas Ayo (panggilan kesayangan
saya kepada Kiswinar sejak bayi) tahu siapa ayah asli Mas Ayo?
Dia
mengangguk, tidak melihat atau menunjuk kepada saya, dan mengatakan ‘Mr. X’.
Ario
Kiswinar dan Aryani Soenarto.
Saya
terkejut, meskipun sudah bertahun-tahun saya mendengar pernyataan Ibu Aryani
bahwa Kiswinar bukan anak saya, tapi mendengar sendiri Kiswinar menyangkal saya
– di depan wajah saya – bahwa saya bukan ayahnya – tetap menyakitkan hati.
Saya
sangat terluka oleh pernyataan anak yang saya rindukan kelahirannya dan yang
saya rawat sejak bayi itu – yang menyangkal saya dan menyebut orang lain yang
kaya, pejabat tinggi yang berpengaruh sebagai ayahnya, sedangkan saat itu saya
baru merintis karir, masih tinggal di rumah kontrakan yang sederhana.
Saat
itu saya tidak berani menuntut atau membicarakannya secara terbuka dengan Ibu
Aryani atau orang kaya yang disebutnya sebagai ayah aslinya, karena kesahajaan
ekonomi kami saat itu tidak mungkin kuat melawan kekuatan uang dan pengaruh
dari orang yang disebutnya sebagai ayahnya itu – jika mereka memperkarakan
saya.
Saya
berusaha ikhlas menerima kehilangan anak untuk menjadi anak dari laki-laki yang
lebih kaya dan mampu daripada saya, sambil juga menahan rasa terhina karena
saya merasa sebagai laki-laki yang tidak berharga.
Saya
memutuskan untuk move on dan mensyukuri keluarga saya yang sekarang, yang
selama hampir 22 tahun ini dengan izin Tuhan hidup dalam kesejahteraan dan
kebahagiaan.
Pada
tanggal 26 Mei 2016 kami dikejutkan dengan pemberitaan di akun Instagram
@lambe_turah, yang menyatakan bahwa saya memiliki anak 3 orang, termasuk
Kiswinar.
Saya
merasa khawatir bahwa Kiswinar dan Ibu Aryani bisa merasa itu adalah upaya saya
untuk mengakui Kiswinar sebagai anak saya. Saya khawatir bahwa saya akan
dipermalukan di depan publik karena saya masih tetap menuntut anak yang sudah
menyangkal saya sebagai ayahnya pada tahun 2003.
Sejak
tahun 2003 Kiswinar tidak pernah meralat penyangkalannya, bahwa saya bukan ayah
biologisnya. Demikian juga dengan Ibu Aryani yang tidak pernah meralat
pernyataannya bahwa Kiswinar bukan anak saya.
Untuk
membantu Kiswinar dan Ibu Aryani merasa damai bahwa saya sudah menerima
penyangkalan oleh Kiswinar bahwa saya bukan ayah biologisnya, saya memuat
posting tentang keluarga saya yang memiliki 2 orang anak dari Ibu Linna.
![]() |
Konferensi Pers Mario Teguh, 10 Oktober 2016 di kantor Elza Syarief Law Office Jakarta (Foto: Facebook Mario Teguh) |
Mengapa
sekarang setelah kehidupan dan karir saya alhamdulillah baik, dia tampil di
publik dengan cara yang menyudutkan saya sebagai ayah yang mengingkari anak dan
menelantarkannya?
Kiswinar
giat menampilkan diri sebagai anak (padahal sudah berumur 30 tahun) yang tidak
diakui dan terlantar, sehingga publik menghujat saya sebagai ayah yang
menelantarkan anaknya, sampai dia kurus kering seperti itu.
Apa
yang terjadi dengan orang kaya yang disebutnya sebagai ayah aslinya itu? Ke
mana dia?
Mengapa
dia sebagai orang kaya membiarkan Kiswinar tumbuh seperti anak yang terlantar
sampai kurus kering seperti itu?
Atau,
demikian sulitkah kehidupan Ibu Aryani sampai anaknya tampil seperti tidak
diurus dengan baik?
Apakah
yang dilakukan oleh Ibu Aryani dan orang kaya yang disebut Kiswinar sebagai
ayah aslinya itu selama 13 tahun sejak 2003 sampai 2016, sehingga anaknya
demikian tidak terawat?
Sebagai
pribadi yang masih menginginkan kebaikan bagi laki-laki dewasa yang saat bayi
dulu saya rawat, saya merasa iba dan sedih dengan keadaan Kiswinar yang kurus
kering itu, tapi lebih sedih lagi karena keterlantarannya disalahkan kepada
saya, padahal itu tanggung-jawab Ibunya dan ayahnya yang kaya dan berpengaruh
itu – sebagaimana yang dikatakan oleh Kiswinar.
Lalu,
timbul satu pertanyaan lagi:
Apakah
kalau saya masih miskin seperti dulu, Kiswinar akan datang dan menuntut
pengakuan seperti saat ini?
Atau
kalau saya tidak dikenal luas, apakah akan ada gunanya dia langsung tampil di
televisi, yang sampai hari ini seperti tidak ada televisi tanpa Kiswinar –
setiap hari?
Dan
kalau ada ikatan batin sebagai anak dengan ayahnya, dan kalau ada perasaan
sayang seperti yang selalu ditekankannya – mengapa dia melakukan pengungkapan
kepada publik tanpa menghubungi saya terlebih dulu secara pribadi untuk
membicarakannya sebagai anak yang katanya menghormati dan mencintai ayahnya.
Mengapa
dia membiarkan orang yang katanya adalah ayahnya dihujat dan dihina seperti
saat ini, bahkan di akun sosmed miliknya sendiri?
Saya
terpaksa mengungkapkan hal ini secara lebih rinci, karena Kiswinar tidak
memenuhi undangan kami untuk membicarakan hal ini secara kekeluargaan, tapi
sibuk tampil di banyak media dengan semakin memperkeruh keadaan.
Saya
juga tidak boleh menyesali kebaikan hidup saya dan keluarga yang mungkin
menjadi alasan bagi dia untuk tampil dan meminta pengakuan sekarang, atau
berhandai-handai bahwa jika saya masih miskin dia tidak akan ramai tampil di
publik seperti sekarang.
Penasihat
hukum kami mengirimkan undangan kepada Kiswinar untuk membicarakan jalan keluar
yang lebih damai, secara kekeluargaan.
Tapi
sebagai jawabannya, Kiswinar melaporkan saya yang sekarang diakuinya sebagai
ayahnya – kepada Polisi, padahal sampai detik ini saya tidak pernah melakukan
upaya hukum apa pun kepada Kiswinar, anak yang kelahirannya saya doakan dengan
tulus dan tanpa putus.
Itu
sebabnya, saya memutuskan untuk mengakhiri semua polemik ini dengan meminta
Penasihat Hukum kami mengajukan permohonan pelaksanaan dari test DNA untuk
memberikan kepastian hukum bagi saya, apakah saya ayah Kiswinar atau bukan.
Semoga
dengan ini Tuhan membuka dengan benderang letak kebenaran dalam keadaan ini,
karena ini penting sekali bagi hidup saya dan bagi masa depan Kiswinar.
Aamiin
Mario
Teguh
[Radar Islam/ Tribunnews]