Kesalahan-Kesalahan yang Sering Dipikirkan Orang tentang Syekh Siti Jenar
Dalam salah satu tulisannya, seorang Ustaz yaitu Shohibul Faroji Al-Robbani mencatat ada setidaknya 5 hal kekeliruan yang selama ini diyakini orang tentang sosok Syekh Siti Jenar:
1. Syaikh
Siti Jenar meninggalkan rukun Islam seperti Sholat, Puasa, Haji dan sebagainya
Ini
adalah kesalahan yang dipercayai mengenai wali tersebut. Banyak yang mengatakan
Syaikh Siti Jenar meninggalkan rukun Islam. Padahal beliau sudah menghafalkan
Al Quran di usia 12 tahun. Beliau juga berguru kepada ayahnya yaitu Sayyid
Shalih dalam bidang Al Quran dan tafsir. Berdasarkan kesaksian banyak tokoh
yang kenal beliau, Syaikh Siti Jenar ini adalah seorang pengamal syari’at islam
sejati.
2. Setelah meninggal, Syaikh Siti Jenar
berubah menjadi anjing
Adalah sebuah fitnah yang
keji ketika seorang wali Allah dituduh berubah menjadi anjing setelah beliau
wafat. Secara rasional, hal itu tidak mungkin terjadi. Para penulis yang
memberikan pernyataan seperti itu berati tidak bsia berfikir dengan baik.
Menurut para ulama dan kiai yang dapat dipercaya, Syaikh Siti Jenar meninggal
dalam kondisi bersujud di Masjid Agung Cirebon setelah melaksanakan Sholat
Tahajjud. Para santri mengetahuinya setelah melaksanakan sholat shubuh.
3. Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing
Mungkinkah seorang manusia
dahulunya terlahir sebagai seekor cacing? Apakah itu masuk akal? Yang benar
bahwa Syaikh Siti Jenar adalah seorang manusia biasa yang lahir di Persia pada
tahun 1404 dan bernama Sayyid Hasan ‘Ali Al-Husaini. Ayah Syaikh Siti Jenar
pernah menjabat sebagai seorang Mufti Malaka saat masa pemerintahan Sultan
Muhammad Iskandar Syah. Dalam sebuah naskah klasik yang diterbitkan tahun
2002, diceritakan bahwa beliau bukan berasal dari cacing. Beliau hanyalah
seorang manusia yang tinggal di desa Lemah Abang dan ia akrab dengan rakyat
jelata”.
4. Syaikh Siti Jenar Dibunuh Oleh
Sembilan Wali
Cerita ini termasuk cerita
yang banyak dipercayai. Ini tidak lain hanyalah sebuah cerita fiktif agar
terlihat heboh kemudian menjual untuk jadi sinetron atau film. Wali songo atau
sembilan wali merupakan penegak syari’at Islam yang ada di tanah Jawa dan dalam
ajaran Islam sangat dilarang untuk membunuh orang yang beriman kepada Allah
SWT.
5. Tentang Ajaran Manunggaling Kawulo
Gusti
Ajaran ini identik dengan
seorang Syaikh Siti Jenar. Biasanya Manunggaling kawulo gusti ada di
primbon-primbon Jawa. Faktanya, ajaran Syaikh Siti Jenar adalah ajaran tauhid
dan beliau sering menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’” yang sejatinya jauh
dari istilah manunggaling kawulo gusti. Ajaran tersebut adalah ajaran tauhid
yang merujuk pada firman Allah yang berarti “Segala Sesuatu akan binasa kecuali
Dzat Allah.” Sumber: kanzulqalam.com