El Manik : Mendapat Hidayah Islam Setelah Disuruh Menghafal Ayat Kursiy Dalam Film
Radar Islam ~ Berperan sebagai seorang Ustad dalam Tukang
Bubur Naik Haji the Series, ternyata membuat banyak pemirsa mengira El Manik
seorang ustaz sungguhan. Banyak pemirsa yang mengundang El Manik untuk
berceramah di acara pengajian mereka, bahkan undangan juga datang dari
Malaysia.
Digambarkan
Ustaz Zakaria merupakan seorang ustaz yang disegani oleh warga Kampung Dukuh.
la selalu menjadi tempat bertanya warga yang mempunyai problem hidup. Tak
jarang, Ustaz Zakaria juga menjadi imam di masjid Ash Shobirin, serta
memberikan ceramah.
Ketika
berceramah, Ustaz Zakaria selalu mengutip dalil ayat Al-Quran serta Hadis
sebagai landasan isi ceramahnya. Sekilas, Ustaz Zakaria benar-benar terlihat
seperti seorang ustaz. Akting El Manik sungguh natural. Mendapat kepercayaan
berperan sebagai Ustaz Zakaria. El Manik benar-benar berusaha menguasai betul
ayat-ayat Al-Quran dan Hadis yang akan ia sampaikan ketika syuting di Tukang
Bubur Naik Haji the Series.
Mendalami Islam
"Di
rumah, saya berusaha menghafalkan ayat Al-Quran dan Hadis yang ada di dalam
skenario. Saya juga berusaha menjaga pengucapan ayat Al-Quran dan Hadis itu,
karena ini kan bahasa Arab, bukan bahasa Indonesia. Jadi jangan sampai saya
salah dalam pengucapan." kata El Manik saat dijumpai di lokasi syuting
sinetron Tukang BuburNaik Haji di Cibubur. Jakarta Timur, Rabu (2/3).
Siapa
sangka, akting El Manik menjadi Ustaz Zakaria yang begitu sejuk saat memberikan
ceramah. ternyata membuat banyak pemirsa televisi mengira El Manik memang
seorang ustaz sungguhan. El Manik pun jadi banyak mendapatkan undangan untuk
memberikan ceramah.
"Saya
menerima banyak undangan untuk berceramah di acara pengajian di beberapa daerah
di Indonesia. Bahkan ada juga undangan ceramah dari pemirsa di Malaysia.
Tetapi, karena saya bukan ustaz, ya dengan berat hati saya tidak nenuhi
undangan itu," ungkap El Manik.
Dari segi
pengetahuan agama. sebenarnya El Manik cukup menguasai agama Islam. Sejak ia
menjadi mualaf pada 1982. El Manik cukup intens mendalami pengetahuan agama
Islam. Namun. untuk menerima panggilan ustaz, El Manik tidak mau gegabah.
"Di mata saya, predikat seorang ustaz itu berat. Ustaz itu bukan hanya
bisa bicara, tetapi hidupnya juga harus bisa memberikan contoh yang baik kepada
orang lain. Nah, saya belum bisa seperti itu," kata El Manik.
Sempat ditipu
El Manik
lahir di Bahorok, Sumatera Utara, tahun 1949. la lahir dari keluarga
non-Muslim. El Manik mengaku mendapat hidayah setelah ikut membintangi sebuah
judul film karya Asrul Sani. Dalam film itu, El Manik berperan sebagai seorang
ustaz muda. Salah satu adegannya membaca Ayat Kursi. Setelah mengetahui makna
dari Ayat Kursi, El Manik pun mendapat hidayah. Sejak itulah ia memutuskan
memeluk agama Islam.
Sebelum Jadi Muallaf
Jauh sebelum memeluk Islam, El Manik terbenam dalam kegelisahan hidup. Dia lalu bersujud meminta petunjuk kepada Tuhan agar lepas dari perasaan itu.
Jauh sebelum memeluk Islam, El Manik terbenam dalam kegelisahan hidup. Dia lalu bersujud meminta petunjuk kepada Tuhan agar lepas dari perasaan itu.
"Dalam doa saya diberi hidayah untuk menerima kehadiran Dia [Allah]
di lubuk hati saya," kenang aktor lawas ini. Sejak itu, lelaki berdarah
Batak ini teguh memilih Islam sebagai agama yang dianutnya. Kini, El Manik tak
lagi merasa nestapa. Bagi dia, semua suka duka bisa dilalui bersama Sang
Pencipta, yang sekaligus menjadi tempat mengadu.
"Saya merasa punya Tuhan sekarang," ucap suami Ida Zainun itu,
tenang. Perubahan tabiat pun dialami peraih Aktor Terpuji Forum Film Bandung ini.
Dia menjadi semakin sabar dan takut melanggar dosa.
Sebagai mualaf, tak semua mudah dijalani El Manik. Awalnya, dia mengaku
kesulitan berpuasa atau bangun subuh untuk salat. Tapi kini, dia bisa menjalani
ibadah tersebut secara lebih baik. Cuma satu yang mudah buat El Manik yaitu
hafalan ayat Kursi. Sebab, ayat-ayat itu sudah diingatnya di luar kepala sejak
berperan sebagai ustad dalam film "Titian Serambut Dibelah Tujuh"
pada 1981. "Itu jadi ayat favorit saya sampai sekarang," seru El
Manik.
Karier
Berkarier di
dunia akting, El Manik sempat mengalami jatuh bangun. Setelah tamat dari
Sekolah Pendidikan Guru di Binjai, Sumatera Utara, tahun 1969 El Manik merantau
ke Surabaya. Jawa Timur. Mulanya ia membuka usaha studio foto, tetapi ia
kemudian tertarik untuk menjadi aktor.
El Manik pun
menjual semua peralatan studio fotonya, dan kemudian kursus di Lembaga
Pendidikan Musik dan Film di Jakarta. Oleh lembaga itu El Manik dijanjikan akan
dilibatkan dalam film layar lebar. Tetapi ternyata lembaga itu menipunya.
Peralatan studio foto telah dijual, tetapi peluang menjadi aktor masih gelap.
Cahaya
terang mulai datang padanya ketika Nawi Ismail merekrutnya sebagai figuran di
film yang disutradarainya di tahun 1973. Dari sinilah karier El Manik sebagai aktor
mulai terbuka lebar.
Sepanjang 35
tahun berkarier di dunia akting, El Manik telah beberapa kali meraih piala
citra FFI. Antara lain sebagai Aktor Pembantu Terbaik, Aktor Terbaik, dan
Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Baca
Juga : Annisa Trihapsari : Belajar menjadi Istri
Dan Muslimah Yang Baik dari Karakter Hajah Rumi
Budi G (Cek
& Ricek, Edisi 915, 9-15 Maret 2016)