Kisah Abu Nawas Dan Tabib Yang Sombong
Radarislam.com ~ Suatu hari, di depan rumah Abu Nawas ada seorang Tabib yang amat sombong. Setiap hari ratusan pasien datang untuk berobat. Mereka datang karena penasaran melihat baner iklannya tertulis dengan obat darinya semua penyakit bisa disembuhkan.
Suatu ketika keponakan Abu Nawas jatuh sakit, Abu Nawas pun membawanya ke Tabib tersebut. Sampai tiga kali ke tempat Sang Tabib itu keponakannya tak kunjung sembuh.
Alhasil Abu Nawas mulai curiga bahwa Tabib itu adalah seorang penipu. Muncul ide dari Abu nawas untuk menjahili Tabib tersebut.
Abu Nawas berpikir dirinya menjadi tabib juga. Ia pun menulis iklan kemudian dipasang di depan rumahnya yang tertulis "Berobat disini sembuh bayar 250 ribu kalau tidak sembuh uang kembali 1 juta".
Pengunjung yang mau datang ke Tabib yang melihat iklan tersebut, akhirnya berbalik arah ke rumah Abu Nawas.
Si Tabib mulai heran mengapa hari ini tidak ada pasien datang ke rumahnya.Untuk mengobati rasa penasarannya Tabib tersebut keluar rumah dan melihat didepan rumah Abu nawas banyak orang yang datang.
Ketika melihat isi iklannya sang tabib juga memutuskan untuk pura-pura sakit untuk mendapatkan uang 1 juta itu.
"Saya mau berobat," kata si Tabib.
"Anda kan Tabib kenapa datang berobat kesini?," tanya Abu Nawas
"Ditempat saya tidak ada obat untuk penyakit saya," jawab Tabib.
"Ya sudah, ngomong-ngomong Anda sakit apa?," tanya Abu Nawas lagi
"Lidah saya tidak bisa merasakan apa-apa atau mati rasa,apakah anda bisa mengobati?," keluh Tabib
"Tentu bisa,sebentar saya kasih obatnya," ujar Abu Nawas.
Abu nawas mengambil obat tetes yang terbuat dari perasan lemon yang sangat asam.
"Ini obatmu," kata Abu Nawas sambil memberikab air perasan lemon
"Boleh saya minum?," tanya Tabib
"Silahkan!," jawab Abu Nawas santai
"Asem, ini bukan obat, ini cuma air jeruk," kata Tabib sambil mengernyitkan dahi merasakan asamnya air tersebut.
Abu Nawas pun nyegir, "brarti kamu sudah sembuh dari penyakitmu karna lidah kamu sudah tidak mati rasa lagi, mana ongkosnya," tagihnya.
Tak puas dengan kegagalannya, besoknya Tabib datang lagi kepada Abu Nawas dan berpura-sakit lagi. Ia berharap Abu Bawas tidak bisa menyembuhkannya dan mendapatkan uang 1 jutanya itu.
Suatu ketika keponakan Abu Nawas jatuh sakit, Abu Nawas pun membawanya ke Tabib tersebut. Sampai tiga kali ke tempat Sang Tabib itu keponakannya tak kunjung sembuh.
Alhasil Abu Nawas mulai curiga bahwa Tabib itu adalah seorang penipu. Muncul ide dari Abu nawas untuk menjahili Tabib tersebut.
Abu Nawas berpikir dirinya menjadi tabib juga. Ia pun menulis iklan kemudian dipasang di depan rumahnya yang tertulis "Berobat disini sembuh bayar 250 ribu kalau tidak sembuh uang kembali 1 juta".
Pengunjung yang mau datang ke Tabib yang melihat iklan tersebut, akhirnya berbalik arah ke rumah Abu Nawas.
Si Tabib mulai heran mengapa hari ini tidak ada pasien datang ke rumahnya.Untuk mengobati rasa penasarannya Tabib tersebut keluar rumah dan melihat didepan rumah Abu nawas banyak orang yang datang.
Ketika melihat isi iklannya sang tabib juga memutuskan untuk pura-pura sakit untuk mendapatkan uang 1 juta itu.
"Saya mau berobat," kata si Tabib.
"Anda kan Tabib kenapa datang berobat kesini?," tanya Abu Nawas
"Ditempat saya tidak ada obat untuk penyakit saya," jawab Tabib.
"Ya sudah, ngomong-ngomong Anda sakit apa?," tanya Abu Nawas lagi
"Lidah saya tidak bisa merasakan apa-apa atau mati rasa,apakah anda bisa mengobati?," keluh Tabib
"Tentu bisa,sebentar saya kasih obatnya," ujar Abu Nawas.
Abu nawas mengambil obat tetes yang terbuat dari perasan lemon yang sangat asam.
"Ini obatmu," kata Abu Nawas sambil memberikab air perasan lemon
"Boleh saya minum?," tanya Tabib
"Silahkan!," jawab Abu Nawas santai
"Asem, ini bukan obat, ini cuma air jeruk," kata Tabib sambil mengernyitkan dahi merasakan asamnya air tersebut.
Abu Nawas pun nyegir, "brarti kamu sudah sembuh dari penyakitmu karna lidah kamu sudah tidak mati rasa lagi, mana ongkosnya," tagihnya.
Tak puas dengan kegagalannya, besoknya Tabib datang lagi kepada Abu Nawas dan berpura-sakit lagi. Ia berharap Abu Bawas tidak bisa menyembuhkannya dan mendapatkan uang 1 jutanya itu.
"Saya sakit lagi," keluhnya.
"Sakit apa?," tanya Abu Nawas.
"Hiang ingatan," jawab Tabib
"Baik, tunggu di sini, saya ambilkan obatnya," Abu Nawas beranjak dari tempat duduknya. Dia mengambil obat yang sama dengan kemarin
"Lho kok obatnya masih sama dengan yang kemarin?," kata Tabib heran.
"Selamat berarti Anda sudah tidak hilang ingatan lagi.Mana ongkosnya," Abu Nawas nyengir lagi melihay si Tabib kalah untuk kedua kalinya.
Dua kali gagal, Tabib tidak juga menyerah. Ia berencana untuk datang lagi berharap Abu nawas tidak bisa menyembuhkannya. Pada hari hari ketiga Tabib datang lagi ke Abu nawas.
"Saya sakit lagi," kata Tabib.
"Sakit apa lagi?," tanya Abu Nawas.
"Mata saya tidak bisa melihat," jawab sang Tabib.
"Anda buta?," tanya Abu Nawas lagi
"Iya," tabib membenarkan.
"Maaf untuk saat ini kalau buta saya tidak bisa menyembuhkan. Mungkin saya akan belajar lagi," jawab Abu Nawas sedih.
"Berarti saya dapat hadiahnya 1 juta itu," ujar Tabib langsung girang.
"Tentu Anda dapat hadiahnya. Ini uangnya 1 juta saya kasih di amplop," kata Abu Nawas menyerahkan amplop tersebut.
"Terima kasih berarti Anda tidak berbohong," kata Tabib begitu gembira.
"Saya tidak berani berbohong,coba itu uangnya dihitung," pinta Abu Nawas.
"Kok uang ribuan 10,berarti cuma 10 ribu?," kata Tabib kaget setelah membuka amplopnya.
"Bagaimana kamu tau?," tanya Abu Nawas santai.
Tabib itu menjawab dengan nada marah.
"Matamu, emang saya buta? Kurang ajar!," katanya geram.
"Selamat berarti Anda sudah sembuh. Mana ongkosnya... haha," ujar Abu Nawas tertawa terpingkal-pingkal.
Baca Juga:
Sang Tabib kaget dan pulang dengan rasa malu yang tak terkira. [Radarislam/ It]
"Sakit apa?," tanya Abu Nawas.
"Hiang ingatan," jawab Tabib
"Baik, tunggu di sini, saya ambilkan obatnya," Abu Nawas beranjak dari tempat duduknya. Dia mengambil obat yang sama dengan kemarin
"Lho kok obatnya masih sama dengan yang kemarin?," kata Tabib heran.
"Selamat berarti Anda sudah tidak hilang ingatan lagi.Mana ongkosnya," Abu Nawas nyengir lagi melihay si Tabib kalah untuk kedua kalinya.
Dua kali gagal, Tabib tidak juga menyerah. Ia berencana untuk datang lagi berharap Abu nawas tidak bisa menyembuhkannya. Pada hari hari ketiga Tabib datang lagi ke Abu nawas.
"Saya sakit lagi," kata Tabib.
"Sakit apa lagi?," tanya Abu Nawas.
"Mata saya tidak bisa melihat," jawab sang Tabib.
"Anda buta?," tanya Abu Nawas lagi
"Iya," tabib membenarkan.
"Maaf untuk saat ini kalau buta saya tidak bisa menyembuhkan. Mungkin saya akan belajar lagi," jawab Abu Nawas sedih.
"Berarti saya dapat hadiahnya 1 juta itu," ujar Tabib langsung girang.
"Tentu Anda dapat hadiahnya. Ini uangnya 1 juta saya kasih di amplop," kata Abu Nawas menyerahkan amplop tersebut.
"Terima kasih berarti Anda tidak berbohong," kata Tabib begitu gembira.
"Saya tidak berani berbohong,coba itu uangnya dihitung," pinta Abu Nawas.
"Kok uang ribuan 10,berarti cuma 10 ribu?," kata Tabib kaget setelah membuka amplopnya.
"Bagaimana kamu tau?," tanya Abu Nawas santai.
Tabib itu menjawab dengan nada marah.
"Matamu, emang saya buta? Kurang ajar!," katanya geram.
"Selamat berarti Anda sudah sembuh. Mana ongkosnya... haha," ujar Abu Nawas tertawa terpingkal-pingkal.
Baca Juga:
- Kisah Abu Nawas: Lebih Dulu Telor Apa Ayam?
- Kisah Abu Nawas Diuji 3 Orang Bijak
- Ketakutan Naik Wahana Ekstrim, Wanita Ini malah Baca Doa Sebelum Makan, Videonya Bikin Ngakak
Sang Tabib kaget dan pulang dengan rasa malu yang tak terkira. [Radarislam/ It]