Mitos Larangan Tidur Menghadap Kiblat, Benarkah? Ini Penjelasannya
Radarislam,com ~ Banyak mitos yang menyebutkan bahwa seseorang
dilarang tidur mujur dengan posisi kepala berada ke arah kiblat. Hal ini dianggap sebagai pantangan oleh sebagian orang dan dilarang dalam agama islam.
Bahkan sebagian lainnya berpendapat dengan posisi tidur seperti ini, artinya posisi tidur tersebut melawan arah rotasi bumi. Mereka menganggap hal tersebut akan menyebabkan terjadinya mimpi buruk seseorang, mengurani kualitas tidur bahkan konon bisa berdampak langsung pada terganggunya kesehatan tubuh. Artikel-artikel semacam ini kemudian menjadi viral di berbagai situs dan sosial media.
Ketua MUI Lampung, Khairuddin Tahmid, seperti yang dilansir Tribun Lampung (7/6/2016) dan dikutip Radarislam,com memberikan penjelasan.
Dari sudut pandang fikih, tidur mujur menghadap kiblat tidak dilarang. Imam Abu Hanifah dan Imam Malik justru menganjurkan untuk tidur mujur menghadap kiblat bagi mereka yang tidak bisa shalat dengan berdiri.
Dari sudut pandang fikih, tidur mujur menghadap kiblat tidak dilarang. Imam Abu Hanifah dan Imam Malik justru menganjurkan untuk tidur mujur menghadap kiblat bagi mereka yang tidak bisa shalat dengan berdiri.
Yang dilarang adalah membelakangi atau menghadap kiblat
ketika buang air di lapangan atau tempat terbuka.
Dari Abu Ayyub Al-Anshori, Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Jangan menghadap atau membelakangi kiblat ketika buang air kecil dan
besar (HR Bukhori dan Muslim).
Artinya tidak ada larangan untuk tidur mujur menghadap
kiblat. Dari kacamata tasawuf, Imam Ghozali menjelaskan bahwa adab tidur salah
satunya adalah menghadap kiblat. Hal itu bisa dengan dua cara yaitu pertama, dengan
memiringkan wajah ke kiblat, dan yang kedua, tidur terlentang dan kepala menghadap
kiblat. Jadi tidak benar kalau ada yang bilang tidur menghadap kiblat adalah hal
yang dilarang dalam agama islam.
Sedangkan menurut Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUII) Ustaz Athian Ali Dai menjelaskan, dalam adabnya, seorang Muslim tidak dibenarkan tidur tanpa mengenakan baju atau telajang. Sebab, kata Ustadz Athian, Rasulullah SAW sudah diciptakan menjadi manusia panutan di mukabumi sebagai contoh umat manusia. "Rasulullah SAW mencontohkan tidur menghadap kiblat karena dalam beribadah kepada Allah SWT tentu harus dalam keadaan layak," ungkapnya seperti dilansir Republika.co.id (13/8/201).
Ia menungkapkan, saat ini banyak orang yang melakukan penelitian mengenai posisi tidur. Ternyata, dibenarkan contoh tidur Rasulullah itu yang paling sehat.
Pertama, dengan berbantal tangan. Artinya, kepala tidak terlalu tinggi dari badan dan itu tidak baik untuk leher. "Kita lihat sekarang, banyak orang yang bermasalah dengan leher sehingga harus operasi karena lima tulang ruas leher. Ternyata ada yang tidak bares lantaran tidurnya yang tidak benar," lanjut Ustaz Athian.
Lantas, mengapa Rasulullah SAW selalu menghadap kanan ketika tidur? ''Hal itu karena jantung berada pada sebelah kiri sehingga tidak tertekan,'' ujarnya menjelaskan.
Lalu, kenapa beliau Rasulullah SAW tidak ditur terlentang? ''Sebab, manusia seharian beraktifilitas dengan mengandalkan tulang belakang. Sehingga bila manusia tidur terlentang, tulang belakang tidak akan mendapat waktu istirahat sama sekali,'' ungkapnya.
"Ketika kita bangun tulang itu menjadi penyangga kita dan ketika tidur tulang belakang memikul tulang kita dan itu kenapa beliau tidak terlentang. Lalu kenapa Rasulullah SAW tidak telungkup, karena perut sebagainya akan terganggu," katanya.
Baca Juga:
Ustaz Athian menjelaskan, Sejatinya apa yang dicontohkan Rasulullah SAW paling sehat bagi manusia. Bersumber pada buku Ibnu Qoyim jilid III tentang kehidupan rasul terkait dalam kesehatan seperti makan tidur, dan sebagainya. [Radar Islam]
Sedangkan menurut Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUII) Ustaz Athian Ali Dai menjelaskan, dalam adabnya, seorang Muslim tidak dibenarkan tidur tanpa mengenakan baju atau telajang. Sebab, kata Ustadz Athian, Rasulullah SAW sudah diciptakan menjadi manusia panutan di mukabumi sebagai contoh umat manusia. "Rasulullah SAW mencontohkan tidur menghadap kiblat karena dalam beribadah kepada Allah SWT tentu harus dalam keadaan layak," ungkapnya seperti dilansir Republika.co.id (13/8/201).
Ia menungkapkan, saat ini banyak orang yang melakukan penelitian mengenai posisi tidur. Ternyata, dibenarkan contoh tidur Rasulullah itu yang paling sehat.
Pertama, dengan berbantal tangan. Artinya, kepala tidak terlalu tinggi dari badan dan itu tidak baik untuk leher. "Kita lihat sekarang, banyak orang yang bermasalah dengan leher sehingga harus operasi karena lima tulang ruas leher. Ternyata ada yang tidak bares lantaran tidurnya yang tidak benar," lanjut Ustaz Athian.
Lantas, mengapa Rasulullah SAW selalu menghadap kanan ketika tidur? ''Hal itu karena jantung berada pada sebelah kiri sehingga tidak tertekan,'' ujarnya menjelaskan.
Lalu, kenapa beliau Rasulullah SAW tidak ditur terlentang? ''Sebab, manusia seharian beraktifilitas dengan mengandalkan tulang belakang. Sehingga bila manusia tidur terlentang, tulang belakang tidak akan mendapat waktu istirahat sama sekali,'' ungkapnya.
"Ketika kita bangun tulang itu menjadi penyangga kita dan ketika tidur tulang belakang memikul tulang kita dan itu kenapa beliau tidak terlentang. Lalu kenapa Rasulullah SAW tidak telungkup, karena perut sebagainya akan terganggu," katanya.
Baca Juga:
- Alasan Tali Pocong Jenazah Harus Dilepas Sebelum Menguburkan, Ini Yang Terjadi Jika Tidak
- Shalat Jamaah Berdua Sama Pacar? Begini Hukumnya
- Mengajak Istri Jalan-jalan Ternyata Pahalanya Lebih Besar Dari I'tikaf Di Masjid, Para Suami Tahukah itu?
Ustaz Athian menjelaskan, Sejatinya apa yang dicontohkan Rasulullah SAW paling sehat bagi manusia. Bersumber pada buku Ibnu Qoyim jilid III tentang kehidupan rasul terkait dalam kesehatan seperti makan tidur, dan sebagainya. [Radar Islam]