Nenek Penjual Sapu Ijuk Ini Bikin Kagum, Baca Kisahnya

Di sebelah warung ayam goreng tersebut, ada seorang wanita tua yang penampilannya lusuh seperti pengemis. Dia duduk dengan memelik 3 ikat sapu ijuk. Dia terlihat lemas dan pucat.
Ibu
dari teman saya memberikan uang Rp. 1000,00 (saat itu tahun 2004) karena
berpikir bahwa nenek malang itu pengemis. Uang itu tidak diterima oleh nenek,
sebaliknya nenek malah terlihat sedikit kecewa dan menggeleng. Dia menolak
diberikan uang.
Penjual
ayam goreng kemudian bilang pada ibu teman saya kalau nenek itu bukan pengemis
tetapi penjual sapu ijuk. Akhirnya ibu teman saya membeli semua sapunya yang
dijual hanya Rp 1500,00 tiap ikat. Ibu teman saya memberikan uang Rp. 5000,00,
namun nenek itu terlihat mengomel sendiri karena tidak punya kembalian.
Ibu
teman saya bilang, “Sudah nek, ambil saja kembaliannya.” Tetapi si nenek tidak
mau dan berusaha mencari kembalian 500 perak dengan susah payah di
warung-warung terdekat.Teman
dan ibunya teman saya sangat kagum dengan sang nenek yang meskipun sudah tua
renta tetapi tak mau dibelas kasihani apalagi meminta-minta. Masih jujur, mandiri dan punya harga diri yang sangat tinggi.
Pelajaran yang sangat berharga buat kita. Sementara diluar sana banyak kita jumpai dengan kondisi yang masih segar tanpa malu meminta-minta. Mengemis seolah menjadi profesi utama.
Baca Juga:
- Beginilah Jeritan Ruh Saat Jenazah di Mandikan- Kisah Wali Jadzab yang Nyeleneh Ini Akan Membuat Anda Terkagum-kagum, Bacalah Sampai Tuntas
Pelajaran yang sangat berharga buat kita. Sementara diluar sana banyak kita jumpai dengan kondisi yang masih segar tanpa malu meminta-minta. Mengemis seolah menjadi profesi utama.
Baca Juga:
- Beginilah Jeritan Ruh Saat Jenazah di Mandikan- Kisah Wali Jadzab yang Nyeleneh Ini Akan Membuat Anda Terkagum-kagum, Bacalah Sampai Tuntas
Sumber: Kisah oleh Rizky Taufan, di Kudus, di muat di Majalah Intisari Agustus 2004 dan dikutip oleh kisahinspirasi.com