Astaga! Ini Pengakuan Mengejutkan Pembuat Vaksin Palsu

Rita yang lulusan akademi perawat itu ditangkap bersama
suaminya, Hidayat, pada Selasa 21 Juni malam. Dari penangkapan itu polisi
membawa barang bukti berupa 36 dus vaksin atau sekitar 800-an ampul. Dari
kejahatan itu, Rita meraup untung besar selama bertahun-tahun. Mereka mengaku
melakukan kejahatan ini demi memenuhi kebutuhan ekonomi. Kini, harta pasutri
ini mulai dari rumah, tabungan, dan mobil akan disita polisi.
Selain Rita dan Hidayat, pasutri berinisial T dan M
ditangkap di Semarang. Peran mereka sebagai distributor vaksin palsu masih
didalami polisi. Dokumen dan ATM milik T dan M disita untuk mengetahui alur
transaksi penjualan vaksin palsu. Dengan penangkapan ini, total ada 15
tersangka dalam kasus ini.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Mabes Polri Brigjen
Agung Setya Imam Effendi mengatakan Vaksin palsu dibuat dengan cara menyuntikkan cairan infus dicampur dengan
vaksin tetanus. Hasilnya yakni vaksin wajib palsu untuk hepatitis, BCG, dan
campak. Harga vaksin palsu dijual sekitar Rp 200 ribu-400 ribu lebih murah
dibanding vaksin asli.
"Dari pengakuan para pelaku, vaksin palsu tersebut sudah
menyebar ke seluruh Indonesia. Sejak kapannya, yaitu sejak 2003," ujar
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen (Pol)
Agung Setya di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/6/2016).
Agung mengatakan bahwa pembuatan vaksin palsu tidak
tercium oleh pihak yang berwenang selama 13 tahun karena dampak dari vaksin itu
sendiri tidak tampak. Polisi akan menjerat tersangka dengan undang-undang
kesehatan dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara. Keduanya juga akan dijerat
dengan UU pencucian uang.
Sebelumnya, pelaku Rita sempat mengelak saat ditanya polisi tentang pembuatan vaksin palsu.
"Tadinya Ibu Rita sama Pak Hidayat sempet nggak ngaku membuat vaksin palsu, jadi bilangnya pengusaha pakaian dalam," kata satpam perumahan elite itu, Eko Supriyanto, seperti yang dilansir detikcom, Minggu (26/6/2016).
Tetangga pasangan itu juga sempat menaruh kecurigaan dengan keseharian mereka. "Pernah bilangnya kerja di pabrik Yamaha sebagai akuntan. Heran saya, kan karyawan kalau kerja itu pukul 08.00 WIB sampai kantor. Tapi dia itu pukul 10.00 WIB saja belum berangkat,"
kata marihat, salah satu tetangga pelaku.
Baca Juga:
- 3 Hal Ini Sebabkan Istri Masuk Neraka, No.1 Paling Sering Dilakukan
- Tak Sengaja Muncul Simbol Mirip Salib, TVRI Minta Maaf
Sumber: detik.com"Tadinya Ibu Rita sama Pak Hidayat sempet nggak ngaku membuat vaksin palsu, jadi bilangnya pengusaha pakaian dalam," kata satpam perumahan elite itu, Eko Supriyanto, seperti yang dilansir detikcom, Minggu (26/6/2016).
Tetangga pasangan itu juga sempat menaruh kecurigaan dengan keseharian mereka. "Pernah bilangnya kerja di pabrik Yamaha sebagai akuntan. Heran saya, kan karyawan kalau kerja itu pukul 08.00 WIB sampai kantor. Tapi dia itu pukul 10.00 WIB saja belum berangkat,"
kata marihat, salah satu tetangga pelaku.
Baca Juga:
- 3 Hal Ini Sebabkan Istri Masuk Neraka, No.1 Paling Sering Dilakukan
- Tak Sengaja Muncul Simbol Mirip Salib, TVRI Minta Maaf