Herry si Ojol Difabel yang Viral bikin Kaki Palsu dari Knalpot Bekas, Kini dapat Berkah
Herry dapat tersenyum dengan lega. Hal ini disebabkan berkat kaki palsunya yang baru, dia kini menjadi lebih mudah dalam beraktivitas.
Sebelumnya Herry yang bekerja sebagai sopir ojol itu membuat kaki palsu sendiri dan digunakan untuk bekerja menafkahi keluarganya.
Dia menggunakan bekas knalpot motor untuk membuat kaki palsu ala kadarnya.
Seorang praktisi prosthetist dan orthotis atau pendesain dan produsen kaki dan tangan palsu yang bernama Coki Tobing menjadi tersentuh setelah mendengar kisah perjuangan Herry yang sangat mengharukan itu.
Kisah pertemuannya dengan Herry dibagikan oleh Coki di media sosial dan menjadi viral pada Sabtu, 29/1/2022
"Hari ini ketemu dengan seseorang yang daya juangnya sungguh luar biasa. Kaki diamputasi dan tidak bisa beli kaki palsu untuk beraktivitas, dan akhirnya buat kaki palsu sendiri dengan nonton tutorial di youtube," ungkap Coki di akun @cktbng.
Coki mengatakan ia merasa begitu kagum terhadap semangat Herry. Sopir ojol tersebut datang dengan kaki palsu yang dibuatnya sendiri.
Herry belajar cara membuat kaki palsu secara otodidak hanya berbekalkan aplikasi YouTube.
Coki mengatakan, Herry membuat kaki palsu dengan bahan knalpot motor, besi sebagai tiang dan juga cetakan kayu untuk sepatu.
Namun demikian, Coki menceritakan bahwa kondisi kaki palsu yang dibuat sendiri oleh Herry sebetulnya sungguh memprihatinkan.
Walaupun Herry masih dapat beraktivitas dengan kondisi kaki palsu yang dibuatnya sendiri tanpa melukai dan menyebabkan infeksi pada kakinya.
"Pak Herry sungguh beruntung, kaki palsu itu bisa digunakan untuk berjalan dan melakukan kegiatan sehari-hari tanpa terluka," ucap Coki kepada kumparan, Senin (31/1/2022).
Herry mengatakan kepada Coki bahwa ia terhalang biaya untuk membeli kaki palsu yang layak sebab anaknya sedang mengidap penyakit kanker.
Oleh karena itu dia dengan terpaksa membuat kaki palsu sendiri supaya tetap bisa mencari nafkah untuk keluarganya.
"Pak Herry harus bekerja untuk membiayai anaknya yang mengidap kanker," imbuh Coki.
Kisah haru Herry menyebabkan Coki lantas membuatkan kaki palsu yang layak buat Herry tanpa dibebani biaya.
"Saya sedang dalam proses ingin memberikan kaki palsu kepada teman-teman difabel yang tidak mampu, Pak Herry adalah salah satu penerima manfaat tersebut," ucap Coki.
Menyaksikan unggahan tersebut, banyak warganet memberikan respons positif dan bergotong royong memberikan bantuan serta berdonasi secara sukarela kepada Herry.
Hambatan difabel untuk mendapat kaki dan tangan palsu
Coki menjelaskan bahwa sampai sejauh ini ia telah membantu mendesain dan membuatkan kaki dan tangan palsu untuk difabel di Indonesia yang jumlahnya mencapai ratusan.
Menurut Coki, saat ini difabel di Indonesia masih banyak mengalami kendala dan hambatan untuk mendapatkan kaki dan tangan palsu terbaik buat mereka.
Dari beberapa kendala tersebut, salah satu dianaranya yakni faktor biaya. Biaya untuk pembuatan kaki palsu pastinya tidak dapat dikatakan terjangkau.
Coki menjelaskan untuk biaya komersil kaki palsu bawah lutut di perusahaannya mematok harga antara Rp 15 juta sampai dengan Rp 45 juta.
Sedangkan kaki palsu atas lutut mulai harga Rp 25 juta sampai dengan Rp 80 juta.
Harga tersebut juga tergantung dari komponen dan material yang digunakan oleh Dokter Ortopedi dan Dokter Rehabilitasi Medis.
Coki mengatakan, dia juga menjumpai kasus para difabel tidak dapat menjangkau akses pelayanan kesehatan yang memadai guna mendapatkan kaki dan tangan palsu.
Hal itu karena dia tinggal di pedalaman, sehingga jauh dari pusat layanan prostetik dan ortotik atau bahkan puskesmas sekalipun.
Disamping itu, difabel yang sudah telanjur memakai kaki dan tangan palsu yang dibuat secara asal-asalan juga bisa menimbulkan trauma, akibat rasa sakit dan luka dari tangan dan kaki palsu tersebut.
"Trauma memakai kaki palsu yang mengakibatkan mereka justru kesakitan, dan luka-luka akibat dibuat asal-asalan. Pada akhirnya mereka lebih memilih menggunakan tongkat," tutur Coki.
Selain itu Coki juga mengaku bahwa pengemis difabel di pinggir jalan juga menolak memakai kaki palsu karena mereka takut kehilangan mata pencaharian sebagai pengemis.
"Mereka takut mata pencahariannya justru bisa jadi hilang jika memakai kaki palsu," ungkap Coki.
Harapan Coki, dengan disahkannya UU 8 Tahun 2016 yang mengatur tentang disabilitas dan dibentuknya Komisi Nasional Disabilitas, dapat lebih mendorong pemerintah dalam upaya menyejahterakan dan melindungi penyandang difabel.
"Kiranya jajaran Pak Jokowi hingga di tingkat daerah bersedia mengimplementasi Undang-undang tersebut agar terwujudnya keadilan dan kesejahteraan untuk semua kalangan masyarakat khususnya teman-teman difabel di Indonesia," ungkap Coki.
Sungguh luar biasa semangat Herry untuk menafkahi keluarganya di tengah segala keterbatasan fisiknya. Seharusnya kita malu dengan kaum difabel. Mereka saja yang punya banyak keterbatan tidak pernah mengeluh. Mari kita dukung langkah yang dilakukan oleh Coki Tobing. Saling membantu sesama dalam hal kebaikan.