Ustad Dadakan Ini Tuding Kiai Petinggi NU Sebagai Dajjal, Ini Yang Terjadi
Seorang ustadz yang seharusnya menjadi pengayom umat
dengan berdakwah yang lemah lembut, tetapi sosial media dijadikannya sebagai lahan
melampiaskan isi hatinya. Sambil memposting foto salah satu pasangan calon
(paslon) Pilkada DKI, Hendri mengatakan bahwa para kiai besar NU yang bersama
salah satu Paslon adalah kiai-kiai jahannam (neraka). Menurutnya, para kiai
besar NU itu bukan kiai tetapi penerus dajjal.
"kiyai-kiyai jahannam, bukan kiyai tapi the nex
dajjal", tulisnya.
"Saya gak habis pikir bagaimana dai muda ini akan
merubah akhlak umat..jika akhlak nya saja tidak bener. Menyerang seorang ulama
besar KH Said Aqil Siraj dengan sebutan "Kyai Jahanam dan Next
Dajjal". Apakah begini dakwah yang diajarkan Rosul Mulia kita Sayidina
Muhammad SAW. Ulama itu pewaris para
Nabi. Jika menghina ulama berarti dia sedang menistakan agama saya. Saya beri
waktu yang bersangkutan untuk meminta maaf secara terbuka selama 1 x 24 jam
jika tidak sadar juga terpaksa diteruskan ke proses hukum,” tulis komentar akun
Mas Puji.
Namun selang beberapa waktu setelah postingan tersebut,
Jum'at (14/4/2017) melalui akun Facebook miliknya pula, Hendri mengaku sudah
mendatangi salah seorang Rais Syuriah NU di Pekanbaru dan meminta maaf atas
tulisannya tersebut. Namun tak sedikit public
yang menilai, permintaan maaf yang tidak secara langsung itu justru menunjukkan
aksi yang kurang elegan dilakukan Hendri.
Berikut tulisannya :
“ Assalamualaikum
Keluarga
NU yang saya hormati
terkait
status facebook saya beberapa hari yang lalu saya sudah mendatangi rois suryah
NU yang ada dipekanbaru kiyai abdur rahman Q dan melalui beliau saya sudah
minta maaf kepada kiyai-kiyai Nahdhiyyin dan keluarga besar NU.beliau secara
ikhlas memaafkan saya,
saya
berjanji in syaa allah hal itu tidak akan terulang kembali.
terimakasih
untuk para guru dan sahabat yg sudah menasehati saya,ini pelajaran yg besar
untuk saya.”
- Duh, Masjid Raya KH Hasyim Asyari Dituding Berbentuk Salib dan Yahudi! Tapi Inilah Yang Sebenarnya
- Jawara Silat Betawi Masuk Bui Gara - Gara Gelar Deklarasi Berbau SARA
- Jenazah Bayi Ini Terpaksa Dimasukkan ke Tas Lantaran Keluarga Tak Mampu Bayar Biaya Sewa Ambulans
Media sosial kerap kali dijadikan arena bebas berkomentar
tanpa memikirkan konsekuensinya. Hal ini perlu menjadi pelajaran bagi kita
semua dalam menjaga lisan dan perbatan dimanapun berada baik di media social maupun
dunia nyata. [Radarislam/ Mm]