Waspada, Ulama Dengan Tanda Seperti Ini Lebih Berbahaya Dari Dajjal
Radarislam.com ~ Ulama memang sering menjadi teladan setelah Rasulullah
SAW wafat. Penuturan dan nasihat ulama
sering kali dijadikan pencerah yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits. Namun,
Imam al-Ghazali mengutip sebuah riwayat yang menyebutkan tentang Dajjal yang
bukan Dajjal.
Beliau menyebutkan bahwa Dajjal tersebut bukanlah Dajjal yang
sesungguhnya, tetapi justru dinisbatkan kepada sosok ulama.
Siapakah yang dimaksud ulama ini? Mengapa mereka
disamakan bahkan terkesan lebih berbahaya dari Dajjal?
“Aku sangat mengkhawatirkan kalian terhadap Dajjal yang
bukan Dajjal.” sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam.
Sebagian sahabat bertanya, “Siapakah yang engkau maksud,
wahai Rasulullah?”
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjawab, “Ulama yang
buruk.”
Ulama yang buruk dinisbatkan lebih buruk dari Dajjal. Lantaran
Dajjal itu nyata. Jelas bentuk dan visinya. Ia diutus di akhir zaman, kecuali
untuk menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan, dosa, dan keburukan hingga
terjerumus di dalam neraka.
“Sementara ulama yang buruk, kendati lisan dan
kata-katanya mengajak manusia berpaling dari dunia, namun ia juga mengajak
mereka kepada dunia melalui tingkah laku dan perbuatannya (teladannya),” ucap
Imam al-Ghazali,
Tindakan, sebagaimana kenyataan, lebih mudah mengikuti dari perkataan lisan ketimbang perbuatan. Bahkan ada begitu banyak
omongan yang tidak berfungsi malah bertentangan dengan perbuatan.
“Bahasa sikap lebih fasih daripada bahasa lisan. Sebab
manusia lebih cenderung menyaksikan tindakan nyata daripada memperhatikan atau
mengikuti kata-kata.”
Dampak buruk yang diperoleh dari mengikuti perbuatan
buruk ini jauh lebih dahsyat daripada kebaikan yang ditimbulkan dari mengikuti
kata-kata.
“Kerusakan yang
ditimbulkan oleh orang yang tertipu dengan amal-amalnya lebih banyak daripada
kebaikan yang ia lakukan dengan kata-kata. Sebab, orang bodoh berani rakus
dengan dunia gara-gara orang pintar. Orang pintarlah yang menjadi penyebab
hamba-hamba Allah Ta’ala yang awam berani berbuat durhaka kepada-Nya,” sambung
Imam Al-Ghazali.
Inilah orang pintar yang justru membahayakan diri, agama,
dan peradaban.
“Sebabnya, jiwanya sebenarnya bodoh, terus menipu
angan-angan serta harapannya. Ia menganggap dirinya lebih baik dari kebanyakan
hamba Allah Ta’ala, terang Imam Al-Ghazali.
Baca Juga:
Wallahu a’lam. [Radarislam/ Kh]