Sering Bentak Anak? Hentikan Segera Jika 3 Hal Ini Tak Ingin Terjadi
Radarislam.com ~ Terkadang, anak-anak tak bisa diajak bicara dengan lemah lembut. Mereka bersikap nakal dengan mengganggu orang lain atau mungkin mereka melawan ketika dinasehati. Hal-hal tersebut akan memicu emosi orangtua yang tidak jarang akhirnya orangtua harus membentak anak-anak atau bicara keras serta marah dengan tujuan agar anak menjadi menuruti apa keinginan orangtua.
Sebenarnya, anak-anak tidak butuh nada keras. Mereka juga tidak butuh mendengar Anda marah. Yang mereka butuhkan adalah rasa sayang dan perhatian. Perlu disadari kembali bahwa Anda adalah sosok pelindung mereka, bukan sosok yang menakutkan bagi mereka. Ini yang akan terjadi jika orangtua terlalu sering membentak anak.
1. Menghambat perkembangan emosi positif
Anak-anak membutuhkan sosok yang memberikan dorongan positif yang akan membantu proses peningkatan perkembangan emosi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Jika Anda mampu memberikan dorongan positif sangat dibutuhkan anak agar mereka tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan percaya diri. Membentak anak akan membuat mereka menjadi takut, tidak percaya diri, mudah ragu, dan yang paling mengganggu psikologinya adalah mereka akan menjadi anak yang tumbuh dengan perasaan tertekan.
2. Merasa tidak aman
Orang tua adalah pelindung utama anak-anak dengan menghindarkan mereka dari hal-hal yang tidak aman bagi mereka namun dengan membentak Anda juga dapat membuat mereka merasa tidak aman berada di dekat Anda. Membentaknya akan membuat ia sulit menerima kehadiran Anda di dekatnya dan akan membuat dirinya merasa terancam di dekat Anda.
3. Merusak rasa percaya diri
Biasanya, orangtua yang sering membentak dan berkata kasar kebanyakan tidak akan bisa mengontrol apa yang sedang diucapkan tidak jarang anak harus menerima makian, cacian, dan kata-kata yang menyakiti hati mereka.
Akibatnya, anak tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri. Kata-kata yang menyakitkan hati mereka akan membuat harga diri mereka terluka dan anak akan tumbuh menjadi anak yang tidak bisa menghargai orang lain atau tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri.
Sebenarnya, anak-anak tidak butuh nada keras. Mereka juga tidak butuh mendengar Anda marah. Yang mereka butuhkan adalah rasa sayang dan perhatian. Perlu disadari kembali bahwa Anda adalah sosok pelindung mereka, bukan sosok yang menakutkan bagi mereka. Ini yang akan terjadi jika orangtua terlalu sering membentak anak.
1. Menghambat perkembangan emosi positif
Anak-anak membutuhkan sosok yang memberikan dorongan positif yang akan membantu proses peningkatan perkembangan emosi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Jika Anda mampu memberikan dorongan positif sangat dibutuhkan anak agar mereka tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan percaya diri. Membentak anak akan membuat mereka menjadi takut, tidak percaya diri, mudah ragu, dan yang paling mengganggu psikologinya adalah mereka akan menjadi anak yang tumbuh dengan perasaan tertekan.
2. Merasa tidak aman
Orang tua adalah pelindung utama anak-anak dengan menghindarkan mereka dari hal-hal yang tidak aman bagi mereka namun dengan membentak Anda juga dapat membuat mereka merasa tidak aman berada di dekat Anda. Membentaknya akan membuat ia sulit menerima kehadiran Anda di dekatnya dan akan membuat dirinya merasa terancam di dekat Anda.
3. Merusak rasa percaya diri
Biasanya, orangtua yang sering membentak dan berkata kasar kebanyakan tidak akan bisa mengontrol apa yang sedang diucapkan tidak jarang anak harus menerima makian, cacian, dan kata-kata yang menyakiti hati mereka.
Akibatnya, anak tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri. Kata-kata yang menyakitkan hati mereka akan membuat harga diri mereka terluka dan anak akan tumbuh menjadi anak yang tidak bisa menghargai orang lain atau tumbuh menjadi pribadi yang rendah diri.
Namun banyak pula anak-anak yang suka membentak akibat pola asuh orang tua sehingga anak merasa kurang dihargai dan menjadi tak terkontrol. Lakukan 3 langkah ini untuk menghadapi anak yang suka membentak:
1. Beri Pengertian
Jika anak terlanjur membentak karena tidak di turuti apa yang ia minta, maka segeralah untuk memberikan ia pengertian yang baik. Berikan ia alasan mengapa anda tidak menuruti apa yang anak inginkan seperti:
“adik kok marah, kan kalau marah adik jadi capek sendiri. Tau ga sih, kalau adik minta ini dan ibu tidak menuruti karena..., kalo adik minta ini nanti akibat buruknya ini…… dan kalau adik berhenti dan tidak minta ini keuntungannya ini…….”
2. Berikan pelukan
Jika emosi anak sedang tinggi, selain memberikan pengertian dengan lemah lembut. Berikan ia pelukan, sebab dengan pelukan, dapat meredakan emosi sang anak. Mungkin sesekali anak akan tetap bereaksi untuk melepaskan pelukan anda, dan hal tersebut perlu untuk kesabaran anda dalam memeluk anak dan memberikannya pengertian yang baik. Setelah beberapa saat, anak pun akan lebih tenang, walapun ia masih menangis. Setelah ia tenang maka di saat itulah pengertian akan efektif untuk di berikan pada anak.
3. Tidak bereaksi negatif
Hal yang ke 3 inilah yang terkadang tidak semua orang tua berhasil melakukannya. Terkadang saat anak sedang merasakan emosi dan meluapkan amarahnya, justru orang tua yang seharusnya menjadi penenang dan pendamai, malah tersulut emosi yang lebih besar lagi. Sehingga dalam keadaan tersebut, akhirnya anak yang menjadi korban kekerasan daripada orang tua.
Jika hal tersebut terus menerus dilakukan, maka kondisi terburuknya adalah, anak akan meniru dari apa yang kita lakukan. Ingatlah sebuah pepatah bahwa, buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.
Baca Juga:
Itulah beberapa hal yang patut kita perhatikan dalam pola pengasuhan anak. Sebab mereka adalah titipan dari Tuhan yang harus Anda kasihi dan perlu diingat bahwa ia adalah manusia yang memiliki perasaan, sama seperti Anda. Jika ingin anak menyayangi Anda saat mereka dewasa kelak. Cintailah mereka sepenuh dan setulus hati sejak dini. [Radarislam/ Ip/ Eb]
1. Beri Pengertian
Jika anak terlanjur membentak karena tidak di turuti apa yang ia minta, maka segeralah untuk memberikan ia pengertian yang baik. Berikan ia alasan mengapa anda tidak menuruti apa yang anak inginkan seperti:
“adik kok marah, kan kalau marah adik jadi capek sendiri. Tau ga sih, kalau adik minta ini dan ibu tidak menuruti karena..., kalo adik minta ini nanti akibat buruknya ini…… dan kalau adik berhenti dan tidak minta ini keuntungannya ini…….”
2. Berikan pelukan
Jika emosi anak sedang tinggi, selain memberikan pengertian dengan lemah lembut. Berikan ia pelukan, sebab dengan pelukan, dapat meredakan emosi sang anak. Mungkin sesekali anak akan tetap bereaksi untuk melepaskan pelukan anda, dan hal tersebut perlu untuk kesabaran anda dalam memeluk anak dan memberikannya pengertian yang baik. Setelah beberapa saat, anak pun akan lebih tenang, walapun ia masih menangis. Setelah ia tenang maka di saat itulah pengertian akan efektif untuk di berikan pada anak.
3. Tidak bereaksi negatif
Hal yang ke 3 inilah yang terkadang tidak semua orang tua berhasil melakukannya. Terkadang saat anak sedang merasakan emosi dan meluapkan amarahnya, justru orang tua yang seharusnya menjadi penenang dan pendamai, malah tersulut emosi yang lebih besar lagi. Sehingga dalam keadaan tersebut, akhirnya anak yang menjadi korban kekerasan daripada orang tua.
Jika hal tersebut terus menerus dilakukan, maka kondisi terburuknya adalah, anak akan meniru dari apa yang kita lakukan. Ingatlah sebuah pepatah bahwa, buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.
Baca Juga:
- Anak Malas Shalat? Jangan Hanya Menyuruh, Orang Tua Wajib Tahu
- Ketika Anak Nakal dan Liar, Patutkah Salahkan Orang Tua?
- Sayangi Anak, Blokir Konten Pornografi di HP Android Anak Dengan Cara ini
Itulah beberapa hal yang patut kita perhatikan dalam pola pengasuhan anak. Sebab mereka adalah titipan dari Tuhan yang harus Anda kasihi dan perlu diingat bahwa ia adalah manusia yang memiliki perasaan, sama seperti Anda. Jika ingin anak menyayangi Anda saat mereka dewasa kelak. Cintailah mereka sepenuh dan setulus hati sejak dini. [Radarislam/ Ip/ Eb]