Orang Yang Suka Pamer di Sosmed itu Berarti Masih Miskin Atau Sebentar Lagi Jatuh Miskin, Ini Buktinya
Radarislam.com ~ Di era media sosial, banyak netizen yang merasa percaya
diri memamerkan foto-foto makanan, baju baru atau update lokasi di kafe mahal.
Hal-hal
tersebut bisa dikategorikan sebagai pamer.
Pamer biasanya dilakukan oleh seseorang yang suka menyombongkan diri ketika memiliki sesuatu yang keren.
Pamer biasanya dilakukan oleh seseorang yang suka menyombongkan diri ketika memiliki sesuatu yang keren.
Tidak
ada satu pun orang yang mau dibilang pamer. Namun sosial media mendorong orang
menjadi para tukang pamer.
Postingan foto atau update lokasi yang dibagikan di media
sosial boleh jadi bukan hanya sekedar berbagai kebahagiaan.
Bisa juga motivasi
si pemosting adalah ingin mendapatkan like sebanyak mungkin serta mendapatkan
apresiasi.
Dengan kata lain, ingin dipandang eksis.
Tapi, orang yang suka pamer demi eksistensi, berarti dia bukanlah orang yang benar-benar sudah mapan.
Orang kaya akan cenderung biasa saja tidak mudah kaget, sedangkan orang yang ingin terlihat kaya mudah sekali takjub dengan sesuatu yang dianggapnya wah, sehingga ia ingin sekali memamerkannya kepada teman-temannya atau orang lain.
Kebiasaan suka pamer, juga bisa menyebabkan seseorang justru jatuh miskin, ini bukti dan penjelasannya;
Pertama. Tidak memiliki uang namun ingin beli barang baru
Pengguna media sosial yang predikatnya selebgram pasti
harus tampil beda setiap harinya.
Pakaiannya setiap hari harus berganti dan
diberi nama foto OOTD (Outfit of The Day).
Pakaian yang dikenakan umumnya harus
bermerek dan harganya tentu tidak murah.
Sebenarnya tidak masalah jika pakaian
tersebut adalah hasil mendapatkan endorse dari sponsor.
Namun jika tidak,
seseorang harus merogoh koceknya sendiri.
Kedua, mengandalkan kartu kredit
Ketika tidak memiliki uang namun ingin belanja pasti
kartu kredit lah yang menjadi jawabannya.
Pola pikir orang jaman sekarang jika
tidak punya uang, ambil saja bayarnya nanti. Itulah yang membuat seseorang
susah menjadi kaya.
Kartu kredit memang memberikan banyak keistimewaan misalnya
diskon atau reward.
Namun jika selalu mengandalkan kartu kredit, kamu akan
terjerat dalam kubangan hutang.
Ketiga, gaji yang numpang lewat
Ketika awal bulan, banyak orang yang membeli apa saja
yang dia inginkan dan makan makanan yang enak.
Tetapi karena kebiasaan itulah,
banyak orang yang merana pada akhir bulan.
Gaji hanya numpang lewat. Teman-teman
di Path atau Instagram mu mungkin akan menduga kalau hidupmu serba bahagia.
Selalu
makan enak atau liburan di tempat yang seru. Tapi uangmu ternyata tidak cukup
sampai akhir bulan apalagi untuk menabung.
Keempat, banyak tagihan yang harus dibayar
Untuk menunjukkan bahwa kamu sukses, kamu kadang berani
mengambil kredit mobil dan perumahan.
Itu semua demi mendapatkan kesan mapan di
mata banyak orang.
Padahal, kamu harus membayar tagihan tersebut walaupun
penghasilan per bulan tidak mencukupi.
Kalau tidak sanggup bayar, itu artinya
kamu belum mapan.
Kelima, mudah mengambil cicilan
Ada istilah bahwa gaya hidup itu mahal harganya. Bukan biaya
hidup yang mahal. Hiduplah sesuai dengan kemampuan.
Cicilan memang memudahkan
seseorang memiliki sesuatu.
Tapi kalau tidak bisa membuat perkiraan sesuai
kemampuan tentu akan bermasalah.
Apa mau kelaparan hanya demi gadget keluaran
terbaru?
Artikel Terkait:
- Inilah Keunikan Uang Rupiah yang Tidak Dipunyai Mata Uang Negara Lain
- Tips Ampuh Hindari Pemborosan Pulsa Listrik Rumah Tangga
- Wahai Suami, Pemberian Kepada Istrimu Itulah Ladang Pahala
Ini hidupmu bukan hidup orang lain. Kamu yang menjalani.
Jika
kamu susah, tak akan ada yang membantu termasuk kawan-kawan di Sosial Media, Facebook, path atau
instagram.
Jangan sampai popularitas di media sosial menjerumuskan kamu dalam
lembah kemiskinan. [Radar Islam/ Bs]