Begini Pengakuan Pembantu yang Selamat dari Pembantaian Keluarga Dodi Triono
Radarislam.com ~ Pembunuhan yang menewaskan satu keluarga menggegerkan publik.
Pembunuhan tersebut terjadi di rumah Dodi Triono (59) di Pulomas, Jakarta
Timur. 6 dari 11 penghuni rumah tewas setelah disekap dalam kamar mandi 1x2
meter selama 18 jam. Pembantu yang berhasil selamat bercerita bahwa pelakunya
berjumlah 3 orang.
“Ada dua pelaku yang menodong korban menggunakan pistol. Satunya lagi membawa golok,” jelas pembantu tersebut seperti dikutip Radarislam.com dari laman Jawapos.
Hendy menjelaskan bahwa pelaku mendatangi rumah Dodi
Triono Senin sore. Korban yang pertama adalah supir Dodi, Yanto. Dia lalu
ditodong dengan pistol di depan pagar.
“Ketika Yanto mau mengeluarkan mobil, datanglah para
pelaku,” jelasnya.
Hendy sampai saat ini belum bisa memastikannya. Polisi juga
masih mendalami kasus tersebut dan meminta keterangan dari saksi-saksi lainnya.
Polisi sempat menghentikan oleh TKP pada pukul 4 sore ketika para jenazah
dibawa ke RS Polri.
Sementara itu, jenazah bernama Tasrok dibawa ke RS
Kartika. Kala itu, nadinya masih berdenyut. Tetapi dalam perjalanan ke rumah
sakit, dia meninggal dunia.
Kapolda Metro Jaya Irjenpol M. Iriawan mengatakan bahwa
pihaknya belum tahu apa motif dari pembunuhan tersebut.
“Belum jelas apakah ingin merampok, memang murni
pembunuhan, atau keduanya.
Sampai saat ini, masih saya dalami. Tidak ada barang
yang hilang,” jelas Jenderal Bintang Dua tersebut di lokasi kejadian.
Sugeng, 32 tahun, pembantu Dodi di rumah Dodi yang lain
sudah mengecek CCTV. Namun tak ada rekaman di dalamnya.
“Setelah saya cek, nggak ada rekamannya,” jelasnya.
Sugeng memang mendatangi rumah Dodi pertama kali. Dia datang
bersama warga yang bernama Lutfi dan Ketua RW setempat, Abdul Gani, 45. Sugeng datang
ke rumah itu setelah ditelepon oleh Diona Arika Andra Putri, anak Dodi.
Pembunuhan tersebut terungkap ketika teman Diona bernama
Sheila Putri dan Evan Sandreho. Mereka memang sering bermain dengan Diona. Ketika
Sheila dan Evan menghubungi Diona, ponselnya tidak aktif. Mereka lalu
menghubungi Sugeng, pembantu yang ada di rumah kedua Dodi di Pulomas Residence.
Sugeng mengajak Lutfi dan Ketua RW Abdul Gani mendatangi
rumah korban pada pukul 9 pagi. Sugeng meneloponn Dodi dan anak-anaknya namun
semua ponsel tidak aktif. Yang membuat curiga yaitu pintu gerbang rumah ditutup
namun gemboknya terbuka.
Mereka lalu memasuki pintu utama. Mereka kaget, pintu
tidak terkunci. Mereka lalu memeriksa rumah dengan berpencar. Ada yang mengecek
lantai 2 dan ada yang menuju ke belakang.
Dalam rumah, Sugeng melihat ada kunci-kunci mobil yang
berserakan di lantai. Dia lalu mengecek kamar mandi belakang. Sugeng mendengarkan
teriakan salah satu korban, Gemma Dzalfayla, anak Dodi yang ditemukan tewas. Namun,
Sugeng tak berani mendobrak pintu kamar mandi.
Berita Terkait:
- Inilah Identitas dan Sepak Terjang Tersangka Pelaku Pembunuhan Sadis di Pulomas yang Ditangkap oleh Polisi
- Kenapa Pelaku Pembunuhan Di Pulomas Cepat Terkuak? Ternyata 2 Keteledoran Pelaku ini Penyebabnya
- Inilah Fakta Elsa Agnesya Kalangi, Istri Ketiga Dodi Triono Korban Sadis Pembunuhan Pulomas
Pintu tersebut dikunci dari luar
dan gagangnya dipatahkan.Sugeng, Lutfi dan Gani melapor ke pos polisi Kayu Putih. Polisi
mendatangi TKP jam setengah 10. Polisi langsung mendobrak pintu kamar mandi
dengan linggis. Ketika pintu dibuka, semuanya terkejut. Mereka mendapati 11 orang
bertumpuk dan berhimpitan dalam kamar mandi berukuran 2x1 meter. [Radar Islam/ Jawapos]