Quraish Shihab Klarifikasi Terkait Tudingan Syiah
“Rasulullah SAW saja difitnah, apalagi seorang Quraish
Shihab,” ujarnya seperti dilansir Republika.co.id (17/2/14). Quraish menantang orang-orang yang
menuduhnya seorang syiah dengan membuktikan ada tidaknya prinsip-prinsip Syiah
dalam karya-karyanya.
Quraish menyebutkan bahwa penganut syiah percaya dengan
imamah. Selain itu, mereka juga menjalankan shalat di batu karbala dan
menangguhkan puasa.
“Orang-orang yang menuduh saya Syiah. Pernahkah mereka
melihat saya shalat di atas batu karbala? Apakah ketika Ramadhan, mereka
melihat saya menangguhkan buka puasa 10 sampai 15 menit sebagaimana yang Syiah
lakukan.”
Quraish mempersilahkan pegadilan mengadili semua buku dan karyanya,
baik cetak maupun audio visual. Dalam pengadilan itu, Quraish akan
meminta Syeikh Azhar atau ulama yang ditunjuk Mesir menjadi jurinya.
“Kalau terbukti saya syi’ah, seluruh biaya peradilan saya tanggung. Tapi
kalau yang menuding saya tidak bisa menemukan bukti maka biayanya dia
yang tanggung”- tegas Qurais Shihab seperti dikutip dari laman lppimakassar.net (8/10/2015).
Qurasih sebenarnya tak peduli dirinya dicap syiah atau bahkan mu’tazilah sekalipun. Tapi benarkah ia pemganut syiah?, menurutnya, meskipun prinsip dasarnya tekait kepercayaan akan imamah, secara simbolis mudah saja untuk melihat pertanda seorang menhanut syiah atau tidak.
Qurasih sebenarnya tak peduli dirinya dicap syiah atau bahkan mu’tazilah sekalipun. Tapi benarkah ia pemganut syiah?, menurutnya, meskipun prinsip dasarnya tekait kepercayaan akan imamah, secara simbolis mudah saja untuk melihat pertanda seorang menhanut syiah atau tidak.
“Lihat saja waktu saya menunaikan ibadah haji, apakah saya kalau
naik bus menggunakan atap terbuka seperti yang dilakukan jamaah haji
syiah. Kalau saya shalat apakah menggunakan batu karbala di tempat
sujud?, kalau saya berbuka puasa, apakah menundanya 10 hingga 15 menit
seperti orang syiah?”
Quraish menduga, orang menilainya syiah karena dalam sejumlah ceramah atau karya tulisnya tersurat kecintaannya yang teramat kepada ahlul bait keluarga nabi Muhammad saw dan keturunannya dari Fatimah dan Ali bin Abi Thalib. “saya memang cinta Ahlul bait karena saya punya hubungan darah dengan mereka. Jadi cinta saya berganda. Yang pertama karena saya tahu akhlak luhur mereka, kedua karena mereka nenek-kakek saya”
Cintai Ahlul Bait, itulah yang ditanamkan dan kerap diingatkan sejak masa kanak-kanak Quraish oleh Aba Abdurrahman Shihab dan Habib Abdul Qadir Bilfaqih, pimpinan Darul Hadis Al Faqihiyah.
Setahu Quraish, memang tidak ada cela pada ahlul bait. “kalaupun ada cela, itu bukan dari mereka. Imam Ja’far Shadiq itu gurunya sekian banyak ulama mazhab. Sayyidina Husain dan Imam Ali Zainal Abidin sangat dijunjung tinggi di Mesir bahkan oleh orang-orang sunni. Demikian juga orang NU mereka sangat mencintai ahlul bait”
Quraish tak tahu kapan persisnya tudingan syiah muncul pertama kali. Seingatnya cap syiah mulai berembus ketika ia meluncurkan edisi percobaan Ensiklopedia Qur’an pada 1997. Quraish-lah yang menggagas sekaligus memimpin penyusunannya sejak 1992, melibatkan puluhan dosen dan mahasiswa pascasarjana IAIN Jakarta (kini UIN).
Bukan kali ini saja Quraish mengumbar tantangan. Ketika tudingan dirinya syiah kencang berembus tahun lalu Quraish menantang pihak yang menuduhnya untuk menunjukkan bukti melalui karya-karyanya. “kalau ada yang bisa menunjukkan saya syiah, silahkan ambil royaltinya”.
Meskipun begitu, Quraish mengakui dirinya juga mempelajari pendapat ulama-ulama Syiah bahkan Muktazilah. Hal itu dilakukannya demi mempelajari keanekaragaman kekayaan intelektual Islam.
Quraish menduga, orang menilainya syiah karena dalam sejumlah ceramah atau karya tulisnya tersurat kecintaannya yang teramat kepada ahlul bait keluarga nabi Muhammad saw dan keturunannya dari Fatimah dan Ali bin Abi Thalib. “saya memang cinta Ahlul bait karena saya punya hubungan darah dengan mereka. Jadi cinta saya berganda. Yang pertama karena saya tahu akhlak luhur mereka, kedua karena mereka nenek-kakek saya”
Cintai Ahlul Bait, itulah yang ditanamkan dan kerap diingatkan sejak masa kanak-kanak Quraish oleh Aba Abdurrahman Shihab dan Habib Abdul Qadir Bilfaqih, pimpinan Darul Hadis Al Faqihiyah.
Setahu Quraish, memang tidak ada cela pada ahlul bait. “kalaupun ada cela, itu bukan dari mereka. Imam Ja’far Shadiq itu gurunya sekian banyak ulama mazhab. Sayyidina Husain dan Imam Ali Zainal Abidin sangat dijunjung tinggi di Mesir bahkan oleh orang-orang sunni. Demikian juga orang NU mereka sangat mencintai ahlul bait”
Quraish tak tahu kapan persisnya tudingan syiah muncul pertama kali. Seingatnya cap syiah mulai berembus ketika ia meluncurkan edisi percobaan Ensiklopedia Qur’an pada 1997. Quraish-lah yang menggagas sekaligus memimpin penyusunannya sejak 1992, melibatkan puluhan dosen dan mahasiswa pascasarjana IAIN Jakarta (kini UIN).
Bukan kali ini saja Quraish mengumbar tantangan. Ketika tudingan dirinya syiah kencang berembus tahun lalu Quraish menantang pihak yang menuduhnya untuk menunjukkan bukti melalui karya-karyanya. “kalau ada yang bisa menunjukkan saya syiah, silahkan ambil royaltinya”.
Meskipun begitu, Quraish mengakui dirinya juga mempelajari pendapat ulama-ulama Syiah bahkan Muktazilah. Hal itu dilakukannya demi mempelajari keanekaragaman kekayaan intelektual Islam.
“Saya mempelajari pendapat ulama Syiah bahkan Muktazilah.
Itu untuk mempelajari keragaman,” terangnya. Quraish menegaskan bahwa dia
sangat menghormati semua sahabat Rasulullah SAW termasuk Abu Hurairah.
- Kesesatan Kyai Said Aqil, Penganut Islam Liberal, Syiah dan Antek Kafir
“Tanya saja semua mahasiswa saya tentang sikap saya kepada para sahabat Rasul termasuk pada Abu Hurairah. Saya katakan bahwa tuduhan mereka salah,” pungkasnya. [Radar Islam/ berbagai sumber]
“Tanya saja semua mahasiswa saya tentang sikap saya kepada para sahabat Rasul termasuk pada Abu Hurairah. Saya katakan bahwa tuduhan mereka salah,” pungkasnya. [Radar Islam/ berbagai sumber]