HMI, Marahlah dengan Elegan
Radarislam.com ~ Beberapa hari belakangan ini,
media massa dihebohkan dengan perseteruan antara HMI dengan wakil pimpinan KPK,
Saut Situmorang. Pasalnya, Saut
Situmorang mengeluarkan statement yang cukup kontroversial mengenai HMI. Saut dalam
talkshow di salah satu stasiun TV swasta mengatakan bahwa banyak alumni HMI
yang tersangkut kasus korupsi. Pernyataan Saut tersebut mendapatkan reaksi
keras dari para kader HMI. Mereka melakukan
tindakan anarkis di kantor KPK dengan
melempar batu ke gedung dan mencoret logo KPK dengan cat warna orange. Mereka memaksa
Saut keluar dari gedung KPK. Demonstrasi ini bahkan dikawal ketat oleh pihak
kepolisian. Para polisi pun tidak luput dari amukan massa HMI. Banyak yang membenarkan tindakan HMI ini. Namun
tidak sedikit juga yang menyayangkan aksi kader HMI yang mendapat label sebagai
kaum intelektual tersebut. Bagaimana seharusnya HMI mengambil sikap?
HMI merupakan salah satu
organisasi mahasiswa terbesar dan tertua yang ada di Indonesia. Peran HMI
terhadap kemajuan bangsa ini tidak bisa dielakkan lagi. Organisasi bernafaskan
islam tersebut memang dibentuk untuk melahirkan calon-calon pemimpin. Banyak tokoh-tokoh besar yang terlahir dari
rahim HMI, sebut saja Jusuf Kalla. Politisi yang juga merupakan mantan petinggi
Partai Golkar tersebut telah 2 kali menjabat sebagai orang penting nomor 2 di
negeri ini. Sedangkan tokoh lain yang
menjadi politisi ternama yaitu Akbar Tanjung dan Machfud MD. Ketiganya berhasil
membuktikan bahwa alumni HMI punya potensi yang besar untuk menjadi politisi
hebat bagi bangsa ini. Tidak hanya menjadi politisi, para alumni HMI juga
menjabat posisi penting pada lembaga legislatif dan yudikatif. Ada juga yang
menjadi pengusaha sukses dan aktivis LSM.
Sebagai organisasi pencetak
pemimpin, sudah seharusnya HMI menjaga wibawa. Melakukan tindakan anarki sebagai bentuk
protes justru akan mencoreng citra mereka sendiri. HMI diisi oleh para kaum
intelektual yang semestinya menunjukkan sikap keberatan dengan cara yang
elegan. Misalnya dengan menggelar konferensi pers lalu menjelaskan bahwa
pernyataan Saut Situmorang tidak sepenuhnya benar. Mereka bisa menyebut tokoh-tokoh alumni HMI yang berprestasi lebih banyak daripada yang
terjerat kasus korupsi. Mereka juga bisa
menyangkal statement Saut Situmorang dengan menjelaskan bahwa HMI sampai saat
ini masih produktif mencetak kader-kader calon pemimpin bangsa dan mengatakan
bahwa peran HMI tetap bisa dirasakan sampai sekarang. HMI dapat mengajak Saut
Situmorang untuk berbicara empat mata dan meminta Saut untuk mengklarifikasi
pernyataannya dengan cara yang baik tentunya. Semua itu akan tetap menjaga
citra HMI, bukan?
Terkait pernyataan Saut sendiri
yang isinya “Banyak Kader HMI yang cerdas tetapi ketika menjadi alumni banyak juga
yang tersangkut kasus korupsi”. Pernyataan seseorang bisa memberikan arti yang
berbeda jika ditanggapi dengan cara yang berbeda. Kalau disikapi secara
emosional, sekilas ucapan Saut seperti merendahkan HMI. Tapi jika mau
memikirkan ulang apa yang dikatakan oleh wakil ketua KPK tersebut, rasanya
tidak ada yang salah. Bukankah memang benar kalau banyak alumni HMI yang
tersangkut kasus korupsi? Menanggapi ucapan Saut dengan emosional hanya akan
menciptakan suasana anarkis seperti yang terjadi saat ini. Namun kalau HMI menyikapi
dengan bijak, mereka bisa melakukan instrospeksi dengan pernyataan itu. Mereka bisa
menjadikannya bahan untuk melakukan perbaikan dalam internal organisasi
sehingga nantinya tidak ada lagi alumni yang tersandung perkara korupsi seperti
sekarang.
Lagipula Saut Situmorang juga
sudah meminta maaf kepada keluarga besar HMI. Sebagai manusia yang penuh
kesalahan, tidak ada pembenaran untuk tidak memaafkan. Sudahi tindakan anarkis
yang telah dilakukan dan mulailah membenahi diri. Akhiri pertikaian ini dengan
santun dan damai. Bukankah itu lebih indah dan memberikan manfaat? Dalam sebuah
konflik tentu ada hikmah yang bisa diambil. Semoga itu menjadi pembelajaran
untuk HMI ke depan. Peran HMI dalam memberikan teladan yang baik kepada
masyarakat tentu sangat ditunggu. (MF)