Kisah Gus Miek Ketahuan Sholat Diatas Daun Pohon mangga
RadarIslam.com ~ KH.
Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus
1940, beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli
tarikat pendiri pon-pes Al Falah mojo Kediri), Gus Miek salah-satu tokoh
Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki
ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur.
Semasa
hidupnya, Gus Miek dikenal sebagai ulama karismatik namun juga nyeleneh.
Akibatnya membuat beberapa orang merasa penasaran dan bertanya-tanya, diantara
orang tersebut adalah seorang warga dari Malang, Jawa Timur.
Hal ini
dikisahkan oleh Gus Sabuth Pranoto Projo, salah seorang putera Gus Miek saat
mengisi kegiatan Dzikir Akbar di Pesantren Miftahul Fata, Desa Panyingkiran,
Purwadadi, Subang, Jawa Barat. Jum'at (22/4) malam seperti yang dilansir situs
resmi Nahdlatul Ulama nu.or.id hari Sabtu (23/4) kemarin.
![]() |
Dzikir Akbar di Pesantren Miftahul Fata, Subang. |
"Orang
Malang ini datang ke Kiai Hamid Pasuruan untuk menanyakan perilaku Gus Miek
yang katanya termasuk waliyullah, katanya nyeleneh, katanya gak pernah pake
peci, katanya gak pernah shalat," ungkapnya di hadapan ribuan hadirin.
Mendapat
pertanyaan itu, kata Gus Sabuth, Kiai Hamid tidak langsung menjawabnya, Kiai
Hamid hanya bisa terdiam namun kemudian ia melangkah menuju jendela rumahnya
dan oleh Kiai Hamid jendela itu dibuka.
"Kalau
kamu pengin tahu Gus Miek shalat coba ke sini," kata Gus Sabuth meniru
kata-kata Kiai Hamid
Tidak
menunggu lama, tamu ini langsung menuju Kiai Hamid. Betapa terkejutnya sang
tamu saat melihat pemandangan mengagumkan di seberang jendela, karena disana ia
melihat Gus Miek sedang melaksanakan shalat di atas daun pohon mangga.
"Kata
Kiai Hamid; Gus Miek itu shalatnya ikhlas hanya untuk Allah semata, beda sama
shalatnya kamu yang kadang ingin dilihat manusia, kadang ingin dipuji
manusia," imbuhnya.
Selain itu,
Gus Sabuth mendorong kepada para hadirin untuk terus mengamalkan Dzikrul
Ghafilin dan juga selalu merasa bahwa diri ini rendah di hadapan Allah, tidak
lebih baik dari orang lain, penuh dengan dosa, penuh dengan kekurangan, tidak
punya bekal saat menghadap Allah nanti.
"Tapi
kita juga jangan sampai putus asa, karena Allah maha pengampun, Allah maha
pemurah, sebagaimana dalam dzikrul ghafilin ada asmaul husna, selain itu ada
istighfar, ada shalawat," tandasnya
Sebagaimana
diketahui, Dzikrul Ghafilin adalah dzikir yang disusun oleh Gus Miek,
pengamalnya sudah tersebar di berbagai daerah. Untuk di Subang pengajian
Dzikrul Ghafilin rutin dilaksanakan setiap malam Jum'at kliwon dan wage di
Pesantren Miftahul Fatah, pesantren tersebut diasuh oleh Ketua Pagar Nusa
Subang, Kiai Totoh Bustanul Arifin. (Aiz Luthfi/Fathoni)
Sumber: nu.or.id